BRI Fellowship Journalism

Kunci Komunitas UMKM Pati Terus Maju: Bentuk Koperasi Pemasaran dan Adaptasi Transformasi Digital

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Erik Setiawan (32) memindai QRIS untuk membeli produk keripik tempe dan kopi bubuk di gerai produk UMKM di lobi The Safin Hotel Pati, Senin (22/5/2023).

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Para pelaku UMKM di Kabupaten Pati menyadari bahwa mereka harus berkolaborasi dan bersinergi untuk bertahan serta bertumbuh bersama.

Hal inilah yang mendasari mereka yang tergabung dalam Komunitas UMKM Kabupaten Pati atau Kita Unggulan Pati (KUPAT) untuk berserikat dalam membentuk koperasi khusus.

Mereka juga terus berupaya belajar bersama demi menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang menuntut transformasi digital.

Ketua KUPAT, Yuli Sanjoto menjelaskan, pembentukan koperasi pemasaran bermula pada Desember 2021, saat pihaknya mendapat penawaran dari Saiful Arifin, pemilik The Safin Hotel yang saat itu juga menjabat Wakil Bupati Pati, untuk mendirikan gerai oleh-oleh di lobi hotel.

Baca juga: Inilah Cerminan Cashless Society di Warung Nasi Gandul Romantis Pati

"Kebetulan Pak Safin juga penasihat KUPAT."

"Kami diberi tempat, dulu awalnya hanya berupa meja untuk display produk."

"Berjalan sebentar, tiap di hotel ada acara, baik resepsi pernikahan maupun lainnya, lumayan ada yang beli," kata dia kepada Tribunjateng.com, Senin (22/5/2023).

Untuk menjawab kebutuhan seiring perkembangan gerai oleh-oleh produk UMKM tersebut, Yuli akhirnya berembuk dengan anggota komunitas untuk menentukan anggota yang ikut berjualan di lobi hotel.

Selain itu, ditentukan pula iuran anggota untuk memenuhi kebutuhan operasional.

"Dulu awalnya sekira 18 UMKM yang gabung (ikut menjual produk di lobi hotel)."

"Ada iuran anggota sebulan Rp 50 ribu untuk biaya operasional jualan di sini."

"Beberapa bulan berjalan, saya menginstruksikan teman-teman untuk dapat anggota tambahan."

"Sekarang ada sekira 40 UMKM yang bergabung," kata dia.

Produk yang ditampilkan di gerai KUPAT di lobi hotel bervariasi mulai dari busana batik khas Pati, kerajinan tangan, makanan ringan, hingga hasil kebun dan produk herbal.

"Di antaranya ada kain, baju batik, kerajinan tangan, sambal, saus, madu, minuman rempah, makanan ringan, jeruk pamelo, dan lain-lain," ujar dia.

Baca juga: BPJS Kesehatan Targetkan Pati dan Blora Capai Universal Health Coverage Desember Tahun Ini

Halaman
1234

Berita Terkini