TRIBUNJATENG.COM - Anggota DPR RI Komisi 3, Dede Indra Permana Soediro SH, membeberkan seluk beluk tentang Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR.
Dede Indra Permana merupakan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil 10 Jawa Tengah, meliputi Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, dan Kota Pekalongan.
Dia juga menjabat sebagai Wakil Ketua BURT DPR RI. Silakan simak video Tribun Topic di Tribunjateng, dan kali ini disajikan kepada pembaca Tribunjateng.com serta koran cetak Tribun Jateng yang disadur oleh reporter Fajar Bahruddin Achmad. Berikut petikan wawancaranya.
Apa kabar Pak Indra?
Alhamdulillah sehat. Terimakasih sudah datang ke rumah.
Bisa cerita singkat perjalanan politik Pak?
Karena saya sejak dulu aktif di organisasi. Waktu itu, saya pernah ikut kakak di kegiatan kerja bakti masyarakat yang membuat posko gotong royong zamannya Bu Mega. Kakak saya buat posko di kampung, saya ikut nimbrung minum es dan mengobrol bersama warga. Setelah itu saya tertarik masuk ke dalam kegiatan-kegiatan sosial. Saya mendalami organisasi, baik dari organisasi pribadi maupun Karang Taruna.
Saya pernah menjadi Ketua Karang Taruna Jawa Tengah pada 2014. Sebelumnya pada 2012, saya juga pernah menjadi Ketua HIPMI Jawa Tengah. Termasuk menjadi Ketua IMI.
Setelah itu saya masuk ke dunia politik. Karena saya bersama-sama kakak, saya masuk di PAC PDIP di Semarang Utara. Saya juga pernah menjadi Plt Ketua PAC PDIP di Semarang Tengah. Kemudian setelah masuk kepengurusan DPC, saya maju menjadi legislatif di DPRD Provinsi Jawa Tengah. Alhamdulillah terpilih sebagai DPRD Jateng periode 2014-2019.
Apakah dunia politik sangat menarik Pak?
Ya, karena saya sudah sangat mencintai PDIP. Saya sudah lama di organisasi PDIP. Teman-teman saya juga di situ sudah cukup lama. Saat itu, saya maju ke DPRD Jateng dengan nomor 11. Jadi kalau saya berbicara ke orang itu, sebelas sama dengan welas asih. Lalu setelah terpilih, saya masuk di Komisi B.
Pada 2019, saya bertemu dengan mentor Bapak Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul. Saya ditanya mau kemana? Saya jawab, kalau terpilih saya mau ke DPR RI.
Alhamdulillah saya kemudian ditugaskan di DPR RI tapi pindah dapil. Sebelumnya saat di DPRD Jateng dapilnya Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kota Salatiga. Lalu saya diminta menunjukkan keseriusan. Saya diizinkan ke DPR RI tapi dapilnya pindah ke Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, dan Kota Pekalongan.
Bagaimana rasanya di Senayan?
Penuh perjuangan, lika-liku tapi alhamdulillah Tuhan mengizinkan. Saya sangat bersyukur. Saya sekarang ini bisa banyak belajar lagi. Lebih tahu wawasan luas secara nasional, bahkan isu-isu nasional.
Pengalaman paling mengesankan?
Semua saya nikmati saja, tapi alhamdulillah saya bisa melalui dengan baik. Bahkan saat saya ditugasi di Jakarta sebagai tim pemenangan Ahok di wilayah Kelurahan Jembatan Lima, itu berhasil menang.
Suatu ketika saat jadi tim pemenangan Ahok. Waktu itu hari minggu, saya sudah pesan nasi box untuk mengajak masyarakat dan tokoh-tokoh di situ untuk ziarah ke Makam Sultan Fatahilah dan Makam Mbah Priok. Lalu saya dapat kabar anak sakit. Saat itu saya hanya pegang uang Rp 5 juta. Saya berpikir, mana yang harus saya utamakan. Tapi alhamdulillah semua ada berkahnya. Setelah itu saya dipermudah menjadi anggota DPR RI.
Siapa sosok inspiratif bagi Pak Indra?
Ya, bapak ibu saya. Saya juga sangat berterimakasih kepada mentor saya. Lalu beberapa rekan dan sahabat-sahabat saya, mereka juga menjadi inspirasi buat saya.
Apa Tugas BURT DPR?
BURT itu yang mengurusi para anggota DPR RI untuk berkegiatan reses maupun lain-lain. Mengurusi kebutuhan kesehatan, seperti kunjungan untuk memastikan anggota DPR RI saat berobat di wilayah tertentu. Bahkan kegiatan-kegiatan seperti kunjungan inspeksi rumah dinas.
BURT ini juga yang mengurusi mahasiswa saat akan magang di DPR RI. Kami bantu memfasilitasi ke beberapa komisi untuk belajar tugas legislatif. Kami akan komunikasikan dengan kesekjenan di DPR RI. Kemarin, ada beberapa mahasiswa yang juga belajar di DPR RI.
Masih sibuk mengurusi usaha PO Bus Sindoro Satriamas?
Oo itu usaha keluarga. Saya waktu itu juga ikut mengurusi. Bisnis transportasi ini kemarin saat pandemi Covid-19, sangat terdampak dua tahun. Saat ini kami bangkit lagi pelan-pelan. Sebentar lagi kami akan melakukan peremajaan armada.
Bagaimana bagi waktu dengan keluarga?
Partai kan tak menentu kegiatan politiknya. Minggu kadang ada tugas, wilayah se Jawa Tengah. Jadi harus pintar-pintar menyempatkan dan membagi waktu untuk keluarga.
Apa saja persiapan jelang Pemilu?
Kita berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan partai dan berjuang untuk masyarakat. Sekarang ini kan ada 128 kursi di DPR RI. Insyaallah, PDIP di Jawa Tengah tahun ini kalau Tuhan mengizinkan bisa lebih.
Harapan untuk DPR RI?
Ya, tentunya beberapa hal yang sudah dikawal di komisi 3, akan saya lanjutkan. Saya ini kan pindahan dari komisi 1 ke komisi 3, sudah berjalan sekira 4-5 bulan. Saya pindah, tentunya saya akan belajar lagi di komisi 3 untuk mendalami hukum. Kebetulan latar belakang saya SH dari Undip.
Pesan untuk Aparat Keamanan?
Kami berharap, aparat kepolisian dan yang lainnya bisa menjaga kondusifitas masyarakat Jawa Tengah dan menjaga Pemilu agar berjalan dengan baik, jujur dan adil. Jangan sampai menjadi celah demokrasi yang menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Kalau ada kecurangan, kepolisan akan mengawal hasil Pemilu. Kita berdoa semoga damai, aman dan sejahtera. Pemilu itu dari rakyat untuk rakyat. (fba/tribun jateng cetak)