Beberapa waktu lalu, seorang peternak ayam di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Galih Aji Sadewo (31) menyampaikan penyebab naiknya harga telur dagangannya.
Aji melakukan afkir dini sebanyak 1.300 ayam petelur karena kebutuhan meningkat saat masa Lebaran 2023.
“Jadinya, yang saya punya saat ini cuma sekira 2.000 ayam."
"Itulah mengapa produksinya turun, butuh waktu beberapa bulan lagi sampai ayam kecil bisa mencapai usia produktif bertelur,” kata dia.
Baca juga: Zulkifli Sandang Gelar Doktor Ilmu Manajemen Unissula, Raih Predikat Memuaskan
Selain itu, Aji melanjutkan, kalangan peternak tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi harga pakan ayam yang terus naik, apalagi dirinya tidak bisa sampai mengatur harga.
“Ya kami tergantung pakan ayam, kalau dari pakan naik otomatis harga telur juga naik."
"Kami peternak kecil mau berapapun harga (pakan) pasti ngikut."
"Misalnya harga jagung mahal, bulan depan bisa murah, tapi bahan pakan lainnya misal bekatul mahal, sama saja," paparnya.
Selain dua hal itu, Aji mengeluhkan kondisi cuaca saat ini yang disebutnya ekstrem.
Menurut dia, kondisi cuaca yang tak menentu membuat kesehatan ayam ternaknya menurun yang berimbas pada produksi telur.
“Peternak sudah hafal kalau cuaca seperti ini."
"Mau pakai vitamin model apa, obat seperti apa tetep pasti (kesehatan ayam ternak) drop."
"Kami juga pakai obat, vaksin sudah dicoba semua."
"Misalnya ini panas, nanti sore hujan, besoknya pasti drop, terutama ayam usia pasca puncak produksi,” kata Aji. (*)
Baca juga: Ketua RT Dewi Perssik Beri Klarifikasi Dugaan Tolak Sapi Kurban Hingga Mediasi Gagal
Baca juga: Misteri Hilangnya Wanita di Hutan Wangkelang Pekalongan Diselesaikan Tim SAR Gabungan
Baca juga: Ranking FIFA Melorot! Langkah Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia Semakin Berat
Baca juga: Bimbingan Klasikal Lebih Menyenangkan Dengan Video Animasi