Dengan demikian, kadar 2-CE yang terdeteksi pada sampel mi instan di Taiwan (0,34 ppm) masih jauh di bawah BMR 2-CE di Indonesia dan di sejumlah negara lain, seperti Amerika dan Kanada.
Oleh karena itu, di Indonesia produk mi instan tersebut aman dikonsumsi, karena telah memenuhi persyaratan keamanan dan mutu produk sebelum beredar. Sampai saat ini, WHO dan FAO belum mengatur batas maksimal residu EtO.
Beberapa negara pun masih mengizinkan penggunaan EtO sebagai pestisida. Acara ini dihadiiri peserta sebanyak 153 peserta offline dan panitia serta 64 peserta online di pagi hari sedangkan untuk siang hari sebanyak 112 peserta offline dan panitia serta 62 peserta online.
Peserta seminar yang datang tidak hanya dari mahasiswa Universitas Semarang saja, melainkan juga dari delegasi-delegasi universitas dan SMA/SMK lain, seperti Universitas Diponegoro Semarang, Universitas 17 Agustus Semarang, Universitas Muhammadiyah Semarang, SMA Muhammadiyah Wonosobo, SMAN 11 Semarang, SMK PGRI 1 Semarang, SMAN 1 Seamrang, SMK Kristen Terang Bangsa, SMK Ibu Kartini dan Asta Kuliner. Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama. (*)