Berita Nasional

Kisah Intelijen Iran Berupaya Bebaskan Kapal Tanker yang Ditangkap Indonesia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi intel

Dari kenalan di Batam, didapat informasi MT Horse terlibat masalah hukum, nakhodanya dipenjara dan menunggu proses persidangan di PN Batam.

Setelah menyampaikan informasi itu kepada Sayed Alireza Mir Jafari yang merekrutnya, Gilchalan diperintahkan segera ke Indonesia.

Gilchalan lalu mengurus izin tinggal di Indonesia dengan menghubungi agen pembuat visa di Bali.

Namun, sebelum berangkat, ia bertemu Sayed dan rekannya, Mehdi, di Teheran.

Sayed mengatakan, tanker MT Horse harus dibebaskan karena amat penting. Gilchalan dibekali 10.000 dollar AS atau setara Rp 140 juta.

Namun, setibanya di Indonesia, Sayed memintanya mengubah tujuan dari Batam ke Bali karena tanker akan segera bebas.

"Kamu harus pergi ke Bali untuk membangun perusahaan, lalu kembali ke Iran,” tulis Gilchalan.

Karena pandemi Covid-19, banyak tempat tutup di Bali. Gilchalan lalu melaporkan hal itu ke Sayed dan meminta pulang lebih awal ke Iran. Permintaan itu disetujui Sayed.

Dia meminta, setelah dari Iran, Gilchalan melanjutkan misi pencarian warga Iran di Malaysia, yakni Hamed Nasrallah.

Orang yang disebut berbahaya bagi negara itu sudah pernah diintai Gilchalan di Malaysia.

Dalam surat pengakuan ataupun saat bertemu Kompas, Gilchalan tak menyebutkan caranya membebaskan tanker MT Horse.

Namun, hasil ekstraksi 11 ponselnya oleh penegak hukum menemukan sejumlah jejak yang diduga terkait kasus MT Horse.

Di ponselnya, misalnya, ada foto MT Horse serta foto tiga pejabat pertahanan dan militer Indonesia.

Ada pula beberapa percakapan Whatsapp dengan seseorang di Batam terkait upaya pembebasan tanker.

Salah satu pesan orang itu ke Gilchalan dalam bahasa Inggris ialah:

Halaman
1234

Berita Terkini