Sementara itu, Ganjar menyambut kedatangan Bupati Maros dan rombongan untuk belajar desa inklusi di Jawa Tengah.
Menurutnya, semangat Bupati Maros dengan membawa jajaran Kades, Lurah, Camat, hingga OPD membuktikan bahwa semangat mewujudkan inklusivitas di Maros benar-benar menyala.
"Pak Bupati kreatif sekali, yang diajak langsung Kadesnya sehingga bisa belajar langsung."
"Keren Pak Bupati," ucapnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo Bawa Jateng Hattrick Penghargaan Provinsi Layak Anak
Ganjar menerangkan, awal pembentukan desa inklusi karena banyak masukan dari kelompok penyandang disabilitas, perempuan, dan anak yang kerap tidak dilibatkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Untuk itu, dia mencoba memberikan fasilitas dan melibatkan mereka dalam pembangunan.
"Idenya adalah no one left behind, jadi bagaimana kelompok-kelompok itu mendapatkan ruang untuk terlibat aktif."
"Makanya setiap Musrenbang, tiga kelompok itu yang selalu saya berikan kesempatan bertanya dan memberikan masukan pertama."
"Setelah itu baru kelompok lainnya," jelasnya.
Ganjar menuturkan, Jawa Tengah hingga kini terus melakukan pengembangan inklusivitas.
Semua upaya dan ikhtiar terus dilakukan, agar semua anak bangsa mendapatkan ruang dan hak yang setara.
"Mudah-mudahan ada yang bisa dibagi."
"Jawa Tengah tidak terlalu hebat, hanya kami mulai dari dulu dan terus berikhtiar untuk berbuat yang lebih baik," pungkasnya. (*)
Baca juga: 18 Kilometer dari Pusat Kota Blora, Inilah Keindahan Dinding Relief Sungai Kalinanas Japah
Baca juga: Tahun ini Blora Raih Penghargaan KLA Kategori Madya
Baca juga: Ini Langkah Lanjutan Dewi Ibu Fabian Siswa Semarang yang Dibatalkan Jadi Calon Paskibraka Nasional
Baca juga: 14 Hari Operasi Patuh Candi, Satlantas Polresta Cilacap Tindak 4.066 Pelanggar, Berikut Rincinya