Mereka telah mengasuh banyak anak, tetapi memutuskan untuk mengasuh Freddie ketika dia berumur dua hari.
Nathan dan Betty mengadopsinya sebagai putra mereka sendiri.
Freddie Figgers mengatakan mereka memberinya semua cinta yang dia inginkan.
Namun ia mendapat bullyan dari anak-anak di Quincy.
"Anak-anak biasa menggertak saya dan memanggil saya, 'Bayi tempat sampah,' 'Tong sampah anak laki-laki,' 'Tidak ada yang menginginkanmu,' 'Kamu kotor,'" katanya.
"Saya ingat kadang-kadang turun dari bus sekolah dan anak-anak datang begitu saja dan menangkap saya dan melemparkan saya ke tempat sampah dan menertawakan saya," kenang Figgers.
Bahkan, Figgers mengaku aksi perundungan itu juga dilakukan saat dirinya bersama sang ayah.
Ayahnya pun diejek.
"Ha ha, lihat lelaki tua dengan tongkat itu," kata Figgers menirukan ucapan para pembully.
Nathan dan Betty Mae adalah pahlawan dan panutan yang hebat bagi Figgers.
"Saya melihat ayah saya selalu membantu orang, berhenti di pinggir jalan membantu orang asing, memberi makan tunawisma," katanya.
"Dia adalah pria yang luar biasa, dan bagi mereka untuk menerima dan membesarkan saya, seperti itulah pria yang saya inginkan," jelas Figgers.
Di akhir pekan Freddie Figgers dan Nathan akan berkeliling mencari barang-barang berguna yang telah dibuang oleh pemiliknya.
Figgers mengaku sangat tertarik dengan komputer.
"Ini pepatah lama, 'Sampah satu orang adalah harta orang lain'," kata Figgers.