TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Adanya momentum libur sekolah dan pergantian tahun ajaran baru turut menjadi pendorong lonjakan inflasi di Jawa Tengah pada Juli 2023.
Momen tersebut turut memberikan kontribusi, disamping karena pengaruh musim kemarau yang mengganggu produksi pangan.
Hal itu disampaikan Kepala BPS Jateng, Dadang Hardiwan saat rilis data secara virtual, Selasa (1/8/2023).
Tercatat pada Juli 2023, inflasi Jawa Tengah sebesar 0,20 persen.
Inflasi pada Juli 2023 ini tercatat lebih tinggi dibandingkan Juni 2023 yang sebesar 0,03 persen.
"Dari gabungan 6 kota di Jawa Tengah, Juli 2023 mengalami inflasi secara m-to-m sebesar 0,20 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 114,86 pada Juni 2023 menjadi 115,09 pada Juli 2023."
"Inflasi Juli 2023 dipicu antara lain momen liburan sekolah dan pergantian tahun ajaran baru."
"Sementara Juni 2023 terjadi penurunan harga BBM, yang memberikan andil deflasi cukup tinggi mencapai -0,08 persen," kata Dadang.
Baca juga: Penduduk Miskin Jawa Tengah Turun Pada Bulan maret 2023, BPS Ungkap Penyebabnya
Baca juga: Ekspor Jateng Lesu Pada April 2023, Catatan BPS: Secara Bulanan dan Tahunan
Dadang lebih lanjut menjelaskan, dari enam kota IHK di Jawa Tengah, semua kota mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,31 persen dengan IHK sebesar 117,04 diikuti oleh Kota Semarang sebesar 0,23 persen dengan IHK sebesar 114,50.
Kota Kudus sebesar 0,17 persen dengan IHK sebesar 114,95.
Kota Purwokerto sebesar 0,15 persen dengan IHK sebesar 115,74.
Kota Tegal sebesar 0,08 persen dengan IHK sebesar 116,77.
Dan inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 115,13.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Utamanya yaitu kelompok pendidikan sebesar 1,00 persen, disusul kelompok transportasi sebesar 0,51 persen.
Kemudian kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,28 persen.
Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,14 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 0,13 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,06 persen.
Dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,02 persen.
Baca juga: Penduduk Miskin Jawa Tengah Turun Pada Bulan Maret 2023, Ini Kata BPS
"Inflasi menurut kelompok pengeluaran, ada delapan kelompok mengalami inflasi."
"Kelompok ini sesuai dengan momen ajaran baru."
"Di sisi lain, tiga kelompok mengalami deflasi. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks."
"Yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,23 persen."
"Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar -0,03 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar -0,01 persen," lanjutnya.
Sementara itu, Dadang menyebutkan, penyebab utama inflasi Juli 2023 adalah kenaikan harga angkutan udara yang memberikan andil sebesar 0,04 persen disusul bawang putih dengan andil sebesar 0,04 persen.
Kemudian daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing memberikan andil sebesar 0,03 persen, serta cabai merah dengan andil sebesar 0,02 persen.
Adapun penahan utama inflasi adalah penurunan harga bawang merah dengan andil -0,05 persen.
Cabai rawit dan jeruk dengan andil masing-masing -0,02 persen, serta tomat dan telepon seluler dengan andil masing-masing -0,01 persen.
Baca juga: BPS: Penduduk Miskin di Jateng Turun 66,73 Ribu Jiwa
"Kenaikan tarif angkutan udara memberikan andil terbesar karena memang ada kenaikan permintaan penumpang pada momen libur Iduladha dan libur sekolah, yang tentunya tidak diimbangi dengan ketersediaan pesawat yang beroperasi."
"Kemudian kenaikan harga bawang putih, disebabkan naiknya harga di negara asal impor, utamanya di China akibat faktor cuaca."
"Termasuk fenomena El-nino yang mengganggu produksi pangan."
"Mengingat Indonesia masih bergantung pada bawang putih impor, maka kenaikan harga bawang putih juga sangat memengaruhi harga bawang dalam negeri."
"Sementara naiknya harga daging ayam ras dan telur ayam ras, disebabkan tingginya permintaan masyarakat."
"Kemudian naiknya harga cabai merah, akibat musim kemarau sehingga produksi di petani turun atau tidak maksimal," terangnya.
Kendati demikian, Dadang menyebutkan, secara tahunan (yoy) inflasi Jawa Tengah pada Juli 2023 terhadap Juli 2022 menunjukkan tren penurunan.
Tercatat, inflasi secara yoy pada Juli 2023 sebesar 2,86 persen.
Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi yoy pada Juli 2022 yang mencapai 5,45 persen.
"Kemudian secara year to date, inflasi gabungan 6 kota di Jawa Tengah pada periode Januari sampai Juli 2023 sebesar 1,54 persen."
"Ini relatif aman untuk mencapai target inflasi 2023 yang dikisaran 3 persen +/-1 persen," imbuhnya. (*)
Baca juga: 38 Siswa SMA Sederajat Jalani Tradisi Penerimaan Calon Paskibra Kabupaten Wonosobo
Baca juga: BPN Batang Serahkan 30 Sertifikat Program PTSL di Desa Pucanggading
Baca juga: Selebrasi Spaso Robek Jersey Usai Cetak Gol ke Gawang Dewa United, Kode Khusus Kepada Bali United?
Baca juga: Kondisi 8 Korban yang Terjebak di Lubang Tambang Emas Banyumas, Ahli Forensik: Potensi Hidup Rendah