Menurut Dian, ia sebelumnya sempat mendapat edukasi dari BI melalui undangan untuk guru.
Ia kemudian menyalurkan edukasi tersebut kepada para muridnya untuk Cinta, Bangga, Paham Rupiah.
"Alhamdulillah, setelah dapat edukasi itu saya terus edukasi anak-anak agar kalau membawa uang untuk tidak dilipat karena seringkali kalau ditaruh saku itu diuntel-untel 'ditekuk-tekuk'," kata Dian.
Menurut Dian lagi, di tengah maraknya Pinjol saat ini ia sendiri juga sudah sering mendengar melalui berita.
Menurutnya, ia harus tetap berhati-hati agar tidak sampai terjerat pinjol ilegal.
"Pinjol itu sekarang lima menit cair, tapi dampaknya kita tidak tahu. Kalau saya, jangan pinjam-pinjam di pinjol ilegal," ungkapnya.
Baca juga: Transformasi Digital BRI Berhasil Tingkatkan Inklusi Keuangan dan Permudah Masyarakat Indonesia
Pengunjung lain, Diah Wijayanti (30) yang merupakan karyawan di salah satu BPRS di Semarang mengatakan, ia hadir untuk menyemarakkan acara di samping juga menerima edukasi mengenai inklusi keuangan.
Adapun sebagai milenial, ia sudah akrab dengan penggunaan QRIS.
"Kami undang juga UMKM yang sudah menggunakan QRIS dan kami undang juga Industri Jasa Keuangan (OJK) untuk datang ke sini. Masyarakat kami edukasi segala sesuatu mengenai keuangan," tambah Rahmat. (idy)