TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyebut, siapa pun yang menjadi menteri harus siap menjadi tersangka kasus korupsi.
Pernyataan bakal calon wakil presiden (Cawapres) itu merupakan kritik terkait sistem birokrasi yang buruk.
Menurut Cak Imin, meskipun seorang menteri tidak melakukan korupsi, ia bisa terjebak dalam jurang perkara rasuah.
Baca juga: Firli Bahuri Sewa Safe House, Digunakan untuk Menemui Pejabat Termasuk SYL
“Tinggal kira-kira siapa pun yang jadi menteri siap-siap akan jadi koruptor.
Kira-kira begitu,” tutur Cak Imin saat menghadiri pelantikan dan deklarasi Anak Muda Indonesia (AMI) di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2023).
Ketua Umum PKB itu mengatakan, dirinya terseret dalam perkara korupsi.
Padahal, dia mengklaim, dirinya tidak terlibat dalam perkara rasuah tersebut.
“Itu terjadi. Saya mengalami kok. Saya mengalami.
Enggak salah apa-apa tapi seolah-olah dibikin suasana pasti menjurus korupsi,” tambahnya.
“Jadi menteri sama dengan siap menjadi korban.
Korupsi atau tidak korupsi, sistemnya membuat Anda akan terjebak dalam seluruh ancaman bahaya korupsi,” kata Cak Imin.
Adapun Cak Imin pernah menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Menakertrans) periode 2009-2014.
Namanya terseret-seret dalam kasus dugaan korupsi “kardus durian” yang merujuk pada suap pengucuran dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah pada Kemenakertrans.
Terbaru, Cak Imin diperiksa sebagai saksi dugaan korupsi pengadaan sistem proteksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Cak Imin, dalam waktu ke depan sistem di pemerintahan perlu diperbaiki sehingga para negarawan yang menjadi menteri selamat dari jebakan tersebut.