Dengan kata lain, ketika sedang pulang kampung maka setiap harinya di dalam rumah terus, tidak keluar untuk bersosialisasi dengan warga atau tetangga rumahnya.
"Kalau membahas mengenai tampilan terutama si D ini, ketika keluar rumah atau katakan ke warung memang memakai cadar dan ya hitam-hitam. Sementara AG, ya pakainya celana cekak di atas mata kaki dan berjenggot juga tapi tidak terlalu panjang. Orangnya jarang bergaul dengan warga sini, maka dari itu saya juga suka lupa-lupa ingat misal ada yang tanya," terang Setyabudi.
Sementara itu, sesuai informasi yang disampaikan Setyabudi, D merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Ayah kandung dari D sudah lama meninggal dunia, sedangkan sang ibu sudah menikah lagi sekitar delapan tahun lalu dan akhirnya pindah ke Jakarta.
Sejak saat itu, D juga ikut sang ibu dan ayah sambung tinggal di Jakarta.
Baca juga: Ulah Iseng Enam Siswa SMA Ngaku Jadi Teroris Noordin M Top: Bikin Teror Bom di Mal
Menurut informasi yang diperoleh Kepala Desa, ayah sambung dari D ini juga merupakan mantan napi teroris (napiter).
Sehingga D dikenakan ke AG juga dari si ayah sambungnya tersebut.
"Dengan adanya berita atau kabar tentang AG ini, ya saya pribadi merasa prihatin karena masih ada orang-orang yang mengikuti hal seperti itu. Ya berkaca dari peristiwa ini, saya akan lebih sering melakukan sosialisasi ke warga untuk berhati-hati ketika ingin mencari ilmu, atau istilahnya mengaji yang biasa saja atau umum dan di sini juga ada," pungkasnya. (dta)