“Pasalnya untuk membangun sinergitas berbagai stakeholder supaya mampu berkolaborasi menurunkan angka stunting,” tuturnya.
Ia meminta TP PKK Kabupaten Kota memaksimalkan peran Kader PKK hingga tingkat Dasa Wisma, supaya mampu mengedukasi remaja dan orang tua dalam mencegah pernikahan dini.
Selain itu, mengedukasi pasangan usia subur untuk menggunakan kontrasepsi pasca persalinan, meningkatkan gerakan ayo ke posyandu dan bina keluarga balita untuk memantau tumbuh kembang anak.
“Bahkan, mampu meningkatkan pemberian makanan tambahan bergizi dari pangan lokal yang murah dan mudah didapat, dan mengoptimalkan kinerja tim pendamping keluarga," bebernya.
Ditambahkan Nana, masih ada Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) yang bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan penanganan stunting.
Saat ini serapan BOKB di Jawa Tengah masih sekitar 64-74 persen. Bantuan dari pemerintah pusat ini dapat direalisasikan untuk pemberian makanan bergizi bagu anak, vitamin, dan lainnya.
"Saya yakin tahun ini akan bisa terserap semua, sehingga stunting kita bisa tertangani dengan tepat sasaran,” paparnya.
Dalam Penanganan stunting Nana menerangkan, juga dilakukan bersamaan dengan program penanggulangan kemiskinan ekstrem. Sebab, keduanya saling berkaitan.
“Bantuan-bantuan dari Pemprov Jateng sudah diberikan untuk kemiskinan dan kemiskinan ekstrem," imbunya.
Baca juga: Bakesbangpol Jepara: Generasi Muda Harus Sadar Pentingnya Pancasila
Baca juga: Bawaslu Kudus Mulai Bersihkan Baliho Caleg
Baca juga: Chord Kunci Gitar Sendiri For Revenge, Sendiri Menuju Sunyi
Baca juga: Chord Gitar Tanpa Pesan Terakhir Seveenten, Hingga Bayangmu Pun Tak Mampu Ku Lihat Lagi