Berita Regional

Kepala PLBN Wini Ungkap Penyebab Banyak Warga Timor Leste Masuk Indonesia Lewat Jalan Tikus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bendera Timor Leste

TRIBUNJATENG.COM - Indonesia memiliki Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini, jalur resmi yang melayani pelintasan warga dua negara, yakni Indonesia dan Timor Leste.

Meski demikian, banyak warga Timor Leste pilih melewati jalan tikus atau pelintasan tidak resmi untuk masuk ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia.

PLBN Wini berlokasi di Desa Humusu C, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.

Baca juga: Ditemukan 64 Motor 8 Mobil Bodong Dikemas Dalam Kontainer Hendak Dikirim ke Timor Leste 

PLBN itu menghubungkan Desa Wini dengan wilayah eksklave Timor Leste, Distrik Oecusse.

Kepala PLBN Wini, Don Gaspar, mengatakan bahwa sejumlah warga Timor Leste memilih melewati jalan tikus karena tidak memiliki pos lintas batas (PLB).

Kepala Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Wini, Don Gaspar, saat ditemui di PLBN Wini, Humusu C, Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Jumat (17/11/2023). (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)

Menurut Don, Timor Leste tak lagi memberlakukan PLB.

"Imigrasi kita (Indonesia) memberlakukan PLB, sedangkan saudara kita di Timor Leste, khususnya Oecusse, tidak memberlakukan lagi," kata Don saat ditemui di PLBN Wini, Jumat (18/11/2023).

Selain itu, penduduk Distrik Oecusse juga tidak memiliki paspor.

Sebab, mereka harus menempuh jarak yang sangat jauh untuk mengurus paspor di Ibu Kota Timor Leste, Dili.

"Mereka tidak mempunyai PLB.

Maksudnya, ada PLB, tapi tidak berlaku lagi.

Sedangkan, mereka mengurus paspor harus ke Dili," ungkap Don.

"Paspor ini kan, Pemerintah Timor Leste cetaknya di Finlandia.

Jadi, prosesnya sangat panjang dan lama," imbuh dia.

Terpaksa lewat jalan tikus

Penduduk Distrik Oecusse menyadari bahwa mereka tidak memiliki dokumen resmi untuk masuk ke wilayah Indonesia.

Namun, di sisi lain, mereka mesti masuk ke wilayah Indonesia untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Sebab, tempat tinggal mereka lebih dekat dengan pasar di wilayah Indonesia dibandingkan negaranya sendiri.

Karena itu, penduduk Distrik Oecusse terpaksa melewati jalan tikus demi memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sekadar mengunjungi keluarga yang berada di Indonesia.

"Kebutuhan apa-apa lebih banyak di Indonesia. Namun, mereka kalau lewat PLBN ini harus ada dokumen resmi. Kalau tidak ada paspor, ya minimal PLB. Tapi, karena mereka tidak punya PLB, mereka melewati jalur tikus," tutur Don.

Don pun berharap pemerintah Timor Leste memfasilitasi warga Distrik Oecusse untuk mengurus paspor.

 Dengan demikian, tak ada lagi warga yang masuk Indonesia lewat jalan-jalan tikus.

"Sebenarnya dengan adanya PLBN Wini, kami mengharapkan negara tetangga, masyarakatnya melewati sini, jalur resmi, dengan harapan dokumennya lengkap," ujar Don.

"Tetapi, sepertinya, pemerintah di sebelah juga tidak memfasilitasi mereka untuk bisa ke Indonesia," tambah dia.

Warga Indonesia dipastikan punya dokumen resmi

Berbeda dengan penduduk Timor Leste yang kerap melewati jalan tikus, Don memastikan, semua warga Indonesia di perbatasan memahami aturan yang berlaku.

Warga Desa Wini dan sekitarnya memiliki dokumen resmi untuk masuk ke wilayah negara tetangga.

"Kalau warga negara kita, rata-rata sudah mengerti kalau mereka mau ke negara tetangga.

Kan ini hubungan adat istiadat, kawin, budaya.

Jadi, kalau mereka mau ke Timor Leste, khususnya Oecusse, mereka sudah melengkapi diri dengan dokumen paspor," kata Don. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak Warga Timor Leste Masuk Indonesia Lewat Jalan Tikus, Apa Penyebabnya?"

Baca juga: 2 Warga Timor Leste Ditangkap saat Masuk Ilegal ke Indonesia untuk Beli Motor

Berita Terkini