Berita Kesehatan

Tengah Disorot karena akan Dilepaskan, Ini Dia Nyamuk Wolbachia yang Dinilai Mampu Basmi DBD 

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mencoba memasukan tangan ke kotak yang berisi nyamuk berwolbachia, saat peluncuran program Wingko Semarang, di Kecamatan Tembalang, Selasa (30/5/2023).

Bakteri ini bertahan di dalam sel serangga dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur serangga.

Secara umum, nyamuk Aedes aegypti tidak membawa Wolbachia tetapi sejumlah besar spesies nyamuk lainnya membawa bakteri ini.

Utarini mengatakan saat nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk betina tanpa Wolbachia maka telurnya tidak akan menetas.

Namun, bila nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan jantan tidak ber-Wolbachia seluruh telurnya akan menetas mengandung Wolbachia.

Selanjutnya bila nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan ber-Wolbachia maka keturunannya semua akan menetas dan mengandung Wolbachia.

"Kuncinya ada pada garis ibu" kata Utarini.

Bagaimana keamanan nyamuk ini?

Dr. Riris Andono Ahmad, seorang peneliti riset mengenai nyamuk yang ber-Wolbachia di Yogyakarta, menyampaikan bahwa penelitian mengenai teknologi Wolbachia telah dilakukan di kota tersebut selama 12 tahun dimulai sejak tahun 2011

"Proses penelitian melibatkan tahapan fase kelayakan dan keamanan (2011-2012), fase pelepasan skala terbatas (2013-2015), fase pelepasan skala luas (2016-2020), hingga fase implementasi (2021-2022)," ungkapnya Riris.

Dalam penelitian ini, 24 ahli dari berbagai lembaga di Indonesia terlibat dalam penilaian risiko menyimpulkan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh penyebaran nyamuk Wolbachia ini sangat rendah dan dapat diabaikan.

Dr. Riris menjelaskan bahwa para ahli telah mempertimbangkan dampak buruk yang mungkin terjadi dan hasil penilaian selama 6 bulan menunjukkan bahwa risikonya rendah

Bahkan hasil penelitian mengungkap Wolbachia mampu menurunkan kasus dengue sebesar 77.1 persen dan menurunkan rawat inap karena dengue sebesar 86 persen.

Mengenai kekhawatiran masyarakat terhadap potensi infeksi Wolbachia pada manusia, Dr. Riris dengan tegas menyatakan bahwa Wolbachia tidak dapat menginfeksi manusia dan tidak ada transmisi terhadap spesies lain.

"Bahkan, Wolbachia tidak mencemari lingkungan biotik maupun abiotik" katanya.

Pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan telah mengambil kebijakan di mana Keputusan Menteri Kesehatan merekomendasikan teknologi ini sebagai strategi untuk mengatasi penyakit demam berdarah.

"Kementerian Kesehatan selanjutnya merencanakan implementasi secara bertahap," tambahnya. (Kompas.com)

Berita Terkini