"Surat pernyataan jual ginjal ini saya buat nantinya untuk biaya operasional dan biaya logistik untuk pemenangan calon legislatif," terang Erfin.
Meskipun, hingga kini Erfin enggan membeber besaran nominal harga ginjalnya.
Dalam surat bermaterai yang ditulis Erfin tidak ada rincian harga ginjal yang hendak dijual.
Saat ini, Erfin sudah sering mempromosikan bahwa dirinya sudah siap untuk menjual ginjalnya, dan siapa saja yang berminat untuk segera menghubunginya.
Menurutnya, pembeli harus memberikan harga terbaik dan sesuai dengan kesepakatan bersama.
"Jadi saya harus ngobrol dulu, kalau cocok oke. Karena ini bukan untuk kepentingan dunia saja, tetapi untuk amal ibadah saya sampai akhirat," bebernya.
Di sisi lain, Erfin berharap masyarakat tak memilih caleg berdasarkan besaran uang yang diberikan.
"Masyarakat banyak krisis kepercayaan dengan wakil rakyat. Setiap saya sowan (berkunjung) ke rumah warga, selalu ditanya wani piro (berani berapa)," tuturnya.
Erfin menegaskan jika menjual ginjal bukan cara untuk menjadi viral, melainkan bentuk pengorbanannya untuk kepentingan masyarakat.
"Supaya saya lebih amanah lagi (saat terpilih jadi caleg) dengan sisa umur hidup saya. Ini bukan untuk kepentingan pribadi."
"Selain untuk membesarkan nama partai, ini juga bentuk keseriusan saya, agar ke masyarakat tidak mengkhianati nanti," tandasnya.
Menurut Erfin, keputusan untuk menjual ginjal, sudah disetujui istri dan anaknya.
Erfin berharap ginjalnya segera terjual. Sebab saat ini ia hanya memiliki biaya untuk memasang baliho kecil di sejumlah tempat di Bondowoso.
Uang yang digunakan selama ini berasal dari sisa tabungannya.
"Saya benar-benar ingin mengabdi kepada masyarakat," tandasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di aceh.tribunnews.com dan Tribunnews.com