TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wakil Presiden RI, Maruf Amin mengapresiasi pelayanan di RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.
RSUD milik Pemkot Semarang itu dinilai cukup represntatif.
Pelayanan sudah dilakukan secara digital.
Bahkan, menggunakan robot untuk membantu pelayanan.
"Kami apresiasi rumah sakit ini."
"Pelayanannya secara digital."
"Bahkan menggunakan robot memandu ke arah mana pasien atau pengunjung bisa ke ruangan mana," papar Maruf Amin saat kunjungan ke RSUD Wongsonegoro, Jumat (26/1/2024).
Baca juga: Tenaga Kesehatan Puskesmas di Semarang Bakal Dibekali Perawatan Paliatif Penderita Kanker
Baca juga: Pemkot Semarang Gelar Pelatihan Penanganan Kanker
Dia memuji pelayanan karena tidak hanya layanan modern, namun juga tradisional.
Seperti pelayanan akupuntur, pijat bayi, bahkan disediakan jamu.
"Kami lihat selain kuratif, ada habitatif, sifatnya preventif dan promotif dilakukan bekerja sama dengan Puskesmas."
"Ruangan cukup bersih, tidak kumuh."
"Kami harap ada peningkatan lagi," tambahnya melalui Tribunjateng.com, Jumat (26/1/2024).
Secara keseluruhan, pihaknya menilai pelayanan cukup representatif.
Apalagi akan dibangun gedung 12 lantai yang tentunya akan menambah pelayanan lebih baik dengan dilengkapi MRI 3 tesla dan pelayanan cuci darah.
Baca juga: Setiap Sekolah Di Semarang Didorong Punya Perpustakaan
Baca juga: Pemkot Semarang Ajukan Pebangunan Perpustakaan ke Perpusnas RI Sebesar Rp 10 Miliar
"Kami harap dengan nanti dibangun 12 lantai pelayanan lebih optimal," ucapnya.
Lebih lanjut, Maruf Amin juga mengapresiasi pelayanan yang sangat ramah anak di RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang.
Pendekatan yang dilakukan tenaga kesehatan dengan anak-anak tidak membuat mereka merasa trauma berobat ke rumah sakit.
"Kami lihat ada semacam pendekatan yang lebih baik sehingga menghilangkan trauma anak di rumah sakit dengn pakaian badut."
"Pelayanan ramah anak," jelasnya.
Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang, Eko Krisnarto mengatakan, RSWN terus berinovasi sebagai rumah sakit ramah anak untuk menunjang program Pemkot Semarang.
"Kami melihat banyak anak-anak datang ke rumah sakit trauma, takut."
"Setelah kami lakukan dengan berbagai hal seperti perawat yang pakai pakaian badut, melakukan cerita ke anak, ternyata menyenangkan bagi anak."
"Sehingga anak tidak takut," paparnya. (*)