Berita Jawa Tengah

Mengintip Cara Warga Sragen Mengeruk Cuan, Cuma Bikin Sangkar Burung Bahan Limbah Kayu

Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kristiyanto warga Dukuh Betong, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen memperlihatkan hasil produknya, sangkar burung.

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Tak sedikit usaha yang bisa menghasilkan pundi- pundi rupiah, meskipun itu dikerjakan di rumah.

Salah satunya yang sekiranya bisa menjadi inspirasi adalah membuat sangkar burung dari bahan limbah kayu.

Seperti yang dilakukan Kristiyanto, warga Kabupaten Sragen ini.

Baca juga: Modal Pinjam Barcode MyPertamina, Pria Sragen Ini Raup Untung Rp 15 Ribu Hasil Jual Solar ke Petani

Baca juga: Pak Kades di Sragen Masuk Bui, Joko Sarono Korupsi Uang Penyertaan Modal BUMDes Maju Jaya

Hanya modal keterampilan, Kristiyanto warga Dukuh Betong, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen bisa mengeruk cuan dari limbah kayu.

Limbah kayu jati yang sudah tidak terpakai, dia sulap menjadi sangkar burung berharga ratusan ribu rupiah per buah.

Ditemui di rumahnya, Kristiyanto menceritakan usaha itu sudah dia geluti selama 12 tahun terakhir.

Awalnya, Kristiyanto hanyalah seorang penghobi burung sejak 15 tahun lalu.

Kemudian, dia mulai iseng-iseng membuat sangkar burung, yang kini keisengan itu bisa menghidupi keluarga kecilnya.

"Usahanya sudah berjalan sekira 12 tahun."

"Sebenarnya kalau mulai bikin sangkar burung sudah saya mulai sejak kelas 6 SD."

"Karena hobi itu, belajar secara otodidak," kata Kristiyanto seperti dilansir dari TribunSolo.com, Senin (5/2/2024).

Dia mengerjakan sendiri sangkar-sangkar burung di bengkel rumahnya yang dipenuhi berbagai jenis peralatan.

Terkadang, Kristiyanto juga dibantu oleh istrinya.

Dalam sehari, Kristiyanto bisa membuat 2-4 sangkar burung tergantung modelnya.

Baca juga: Suara Berisik dari Kandang Ayam Milik Naryo di Sragen, Ternyata Ada Ular Piton 3 Meter

Baca juga: Residivis Pencuri Kotak Amal di Sragen Diamankan, Sempat Gasak Rp 1,6 Juta

"Kalau jenis kosan dengan 4 sabuk itu sehari hanya bisa membuat 2 buah."

"Kalau replika yang bentuknya lebih sederhana bisa 3 sampai 4 buah," jelasnya.

"Kalau fokus, satu bulan bisa membuat 40 sampai 50 sangkar burung," sambungnya.

Sangkar burung buatan Kristiyanto biasanya dijual di pasar lokal Sragen, juga ada yang dikirim ke Bandung dan Jakarta.

Terkadang sangkar burung itu dia jual melalui media sosial.

"Iya, saat ini peminat ada terus, kalau buka di marketplace, setiap hari itu pasti ngirim, jadi nggak sempat melayani wilayah sendiri, karena keuntungan jual lewat online juga gede," ujarnya.

Dengan terus adanya permintaan, Kristiyanto mengatakan, usaha membuat sangkar burung ini adalah usaha yang menjanjikan.

Pasalnya, bahan baku membuat sangkar burung bisa didapatkannya dengan harga murah, bahkan didapatkan dengan cuma-cuma.

Kristiyanto memang sengaja membuat sangkar burung dari limbah kayu karena lebih menguntungkan.

Meski begitu, dia juga memastikan limbah kayu yang digunakan dalam kualitas terbaik.

"Sebetulnya kalau sangkar kami jual Rp 120.000."

"Kalau beli kayu yang bagus harganya sudah Rp 50.000, nggak dapat untungnya."

Baca juga: Inilah Sosok Joko Sulistianto, Penyandang Disabilitas Bersemangat Merakit Kotak Suara di Sragen

Baca juga: 60 KK di Desa Sambi Dhuwur Sragen Kini Bisa Nikmati SPAM yang Dibangun Pemprov Jateng

"Makanya saya cari limbah yang tidak terpakai," jelasnya.

"Ini memang usaha yang menjanjikan, kalau usaha yang lain modalnya gede."

"Kalau ini sebenarnya modal hanya cari di tempat penggergajian kayu, biasanya gratis," tambahnya.

"Misalkan kalau beli juga murah, satu truk itu Rp 700.000."

"Kalau sudah jadi sangkar burung, semua bisa menjadi Rp 10.000.000 ke atas, itu sudah pasti," kata Krsitiyanto.

Menurut Kristiyanto, jika usaha membuat sangkar burung ini benar-benar digeluti, maka bisa mendapatkan penghasilan lebih besar dari pekerjaan lain.

Selama 10 tahun ini, usaha Kristiyanto cukup stabil, bahkan selama pandemi Covid-19, dia malah banjir pesanan.

Saat ini, Kristiyanto bahkan membatasi pesanan, karena kekurangan tenaga kerja.

Kini, Kristiyanto juga mulai mengembangkan usahanya dan mencoba menjual sangkar burung hingga ke tahap finishing.

"Kalau sangkar yang masih mentah, kosan itu dijual Rp 120.000, kalau replika harganya Rp 100.000," ucapnya.

"Jika buat hingga tahap akhir, yaitu dicat, harganya bisa mencapai Rp 450.000 per buah, makanya itu yang sedang saya coba."

"Sekarang fokus membuat sangkar burung yang sudah jadi," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Cuan ala Perajin Sangkar Burung di Sambirejo Sragen, Sulap Limbah Kayu Jadi Ratusan Ribu Rupiah

Baca juga: Irish Bella Full Senyum, Ammar Zoni Janji Kirim Jatah Bulanan Rp 10 Juta Buat Anak

Baca juga: Ini Nomor Punggung Asnawi Mangkualam di Port FC, Rencana Debut 11 Februari 2024

Baca juga: Nasib Pilu Gadis Belia 7 Tahun, Pengamen Jalanan di Bogor, Jika Setoran Kurang Bakal Dihajar Ayah

Baca juga: Kecewa Bojan Hodak Usai Persib Bandung Ditahan Imbang Persis Solo: Mayoritas Pemain Cuma Jogging

Berita Terkini