TRIBUNJATENG.COM, PURWOREJO - Warga di sekitar Pasar Baledono Purworejo terpaksa harus mengantre hampir selama seminggu demi mendapatkan beras berlabel SPHP.
Bukan lantaran langka, melainkan stok terbatas sehingga para pemilik toko menyiasatinya dengan sistem kupon antrean.
Warga beralih ke beras SPHP lantaran harganya lebih murah dibandingkan dengan jenis beras lainnya.
Baca juga: Jeritan Pengusaha Warung Makan: Ini Paling Parah, Harga Beras Naik hingga Rp 300.000
Baca juga: Harga Beras Bikin Menkeu Sri Mulyani Waswas
Harga beras di Kabupaten Purworejo semakin mahal.
Beras premium pun saat ini mencapai Rp 17.000 per kilogram.
Salah satu penjual beras di Pasar Baledono Purworejo, Asfari (51) mengatakan, banyak warga yang saat beralih ke beras yang harganya lebih murah.
Salah satunya adalah beras subsidi dari pemerintah.
Beras berlabel SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) itu menjadi rebutan warga.
Bahkan, pembelian beras SPHP tersebut harus antre seminggu untuk mendapatkannya.
"Iya mas (antre) daftarnya minggu ini, tapi bisa diambil minggu depan," kata Asfari pemilik toko Rahmat Pasar Baledono Purworejo seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (23/2/2024).
Asfari mengatakan, beras SPHP memiliki kualitas bagus dan tidak kalah dengan beras premium.
Harganya pun jauh di bawah harga beras premium yang sat ini mencapai Rp 17.000.
"Kalau harga beras SPHP sudah ditentukan, harga eceran tertingginya Rp 10.900."
"Jadi banyak warga yang cari beras ini," kata Asfari.
Dia mengatakan, stok beras SPHP terbatas.
Ia mendapat pasokan seminggu dua kali yakni di Selasa dan Kamis.
Stok dikirim langsung oleh Bulog ke toko miliknya yang berada di bawah Pasar Baledono Purworejo.
"Setiap pengiriman hanya 1 ton beras, semuanya dalam kemasan 5 kilogram."
"Jadi total kira-kira ada 200 karung beras setiap pengiriman," katanya.
Baca juga: Tekan Harga Beras, Pemkab Pekalongan Gelar Gerakan Pasar Murah
Baca juga: Satgas Pangan Polri: Pekan Depan Harga Beras Berangsur Normal Lagi
Asfari berkata, jika kenaikan harga beras ini menjadi yang tertinggi selama berjualan beras sejak 25 tahun yang lalu.
"25 tahun saya berjualan beras ini yang termahal, saya jualan sejak 1996," kata Asfari
Untuk mensiaasati membludaknya pembeli beras subsidi, toko ini terpaksa menerapkan kupon antrean.
Sebelum mendapatkan kupon, warga harus mendaftar dahulu ke kiosnya.
"Sejak 2 mingguan yang lalu antrenya, kita ada kupon untuk para pembeli," timpal istri Asfari sambil melayani pembeli.
Sementara itu Kepala Dinas KUKMP Kabupaten Purworejo, Gatot Suprapto mengatakan, kenaikan harga beras di Kabupaten Purworejo masih dalam kondisi yang wajar.
Ada sejumlah sebab yang membuat harga beras naik sejak beberapa minggu terakhir.
Salah satunya adalah dampak dari telatnya musim panen akibat el Nino beberapa waktu yang lalu.
Meski harga beras naik, Dinas KUKMP Kabupaten Purworejo masih belum mengagendakan pasar murah untuk menekan harga beras.
Hal itu karena kenaikan masih dinilai wajar.
"Kenaika masih wajar, stok juga masih aman bahkan sampai bulan puasa stok masih cukup," kata Gatot. (*)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kompas.com berjudul Beli Beras Subsidi, Warga di Purworejo Harus Antre Satu Minggu
Baca juga: Senat Akademik Tetapkan 14 Nama Sebagai Calon Terpilih Anggota MWA UNS Surakarta, Ini Daftarnya
Baca juga: Selamat, Prof Pujiyono Suwadi Guru Besar UNS Solo Jabat Ketua Komisi Kejaksaan RI
Baca juga: 4 Pengedar Jaringan Fredy Pratama Diringkus, Kapolda Jateng: Total Ada 52 Kilogram Sabu
Baca juga: 9 Pemain Timnas Indonesia Terancam Tak Bisa Ikut Piala Asia U-23 2024