Pada 2021, angka kemiskinan di Purbalingga menyentuh angka 16,24 persen dan turun menjadi 15,30 persen di 2022, kemudian turun lagi menjadi 14,99 persen di 2023.
Tak hanya bantuan makanan, prosentase kemiskinan dapat turun karena sederet program kesejahteraan lain.
Seperti santunan kematian untuk keluarga tidak mampu, santunan bagi 5.000 anak yatim piatu, hingga Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada petani tembakau dan buruh pabrik rokok.
“Bantuan-bantuan sosial tersebut difokuskan untuk benar-benar membantu masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan,” imbuh Dyah.
Untuk menyediakan hunian layak, bupati juga menggalakan program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 2.495 unit dengan total anggaran Rp 41,114 miliar.
“Kegiatan tersebut, selain melalui anggaran pemerintah juga berkolaborasi dengan Baznas, PMI, dana desa, dan corporate social responsibility (CSR),” imbuh dia.
Selain itu, pemkab berupaya keras untuk meningkatkan capaian akses air minum layak dengan program pembangunan Sarana Penyediaan Air Minum (SPAM) dan Hibah Air Minum Pedesaan.
Total anggaran yang dikucurkan sebanyak Rp 15,582 miliar untuk 3.046 sambungan rumah di 41 desa. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebelum ‘Makan Siang Gratis’, di Purbalingga Sudah Ada Program ‘Rantang Berkah’"
Baca juga: Jelang Ramadan, Warga Binaan Lapas Pekalongan Banjir Orderan Pembuatan Baju Koko
Baca juga: BREAKING NEWS: Demo di DPRD Pati, Massa Tuding Kecurangan Pemilu dan Tuntut Pemakzulan Jokowi
Baca juga: Harga Beras Melambung Tinggi, Pj Gubernur Jateng: Kami Atasi Lewat Gerakan Pangan Murah
Baca juga: Lewat APPK, OJK Jateng Layani 1.166 Pengaduan dan Permintaan Informasi Selama Tahun 2023