TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN - Setidaknya kini total ada 103 desa di Kabupaten Grobogan terdampak banjir pada Jumat (15/3/2024).
Banjir di wilayah tersebut disebutkan akibat luapan Sungai Lusi, bahkan banjir pun terus meluas hingga Jumat (15/3/2024) petang.
Bahkan kondisi terparah juga terjadi di Kecamatan Purwodadi dimana ketinggian air mencapai sekira 1 meter, yang mengakibatkan aktivitas warga lumpuh total untuk saat ini.
Baca juga: Nasib Malang Dua Bocah di Grobogan, Lepas dari Pengawasan Ortu, Tewas di Embung Dekat Rumahnya
Baca juga: 40 Desa di Grobogan Diterjang Banjir, Kedalaman Paling Tinggi 60 cm
Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Grobogan meluas pada Jumat (15/3/2024) malam.
Berdasarkan pantauan melalui Kompas.com, banjir di perkotaan Purwodadi justru semakin parah sejak dini hari hingga Jumat (15/3/2024) malam.
Banjir limpasan Sungai Lusi ini terpantau sudah menenggelamkan seluruh jalan protokol.
Aktivitas perekonomian pun lumpuh akibat kedalaman air yang menggenangi ruas jalan mencapai satu meter.
Warga pun terpaksa menutup sejumlah akses jalan menggunakan palang bambu dan kursi kayu.
Sebagian warga lebih memilih bertahan di rumah menunggu banjir surut dan sisanya mengungsi.
Sejumlah pertokoan, perkantoran, pasar, sekolah, serta pusat perbelanjaan terpaksa diliburkan.
Bahkan fasilitas kesehatan, kawasan alun-alun, kompleks Pendapa Pemkab Grobogan termasuk Kantor Bupati juga terendam banjir.
Hanya sedikit pengendara motor, mobil, truk yang nekat menerobos meski berujung mogok.
Wagiman (65) tokoh masyarakat Kampung Jetis mengatakan, banjir kali ini terhitung paling parah dibanding sebelum-sebelumnya.
Ia pun tak habis pikir, bangunan rumahnya yang tak pernah sekalipun tersentuh banjir kini harus terendam.
"Ini sejarah bagi saya."
"Bangunan setinggi ini kemasukan banjir juga," kata pedagang beras ini seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).
Baca juga: BREAKING NEWS, Grobogan Dikepung Banjir, Wilayah Purwodadi Lumpuh Total, Ketinggian Capai 1 Meter
Baca juga: BPBD Blora Kirim Bantuan Personel untuk Penanganan Banjir di Grobogan
Berdasarkan laporan terbaru dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Grobogan, pada Jumat (15/3/2024) sore, tercatat ada 103 desa di 13 kecamatan terdampak banjir.
Banjir terparah di Kecamatan Purwodadi, Brati, Penawangan, Tegowanu, dan Godong.
Sementara, 600 warga mengungsi.
Titik pengungsian ini di antaranya di Balai Desa Getasrejo Kecamatan Grobogan sebanyak 125 orang.
Lalu di rumah Perangkat Desa Getasrejo 40 orang, di Pendapa Kabupaten 100 orang, Kantor PCNU Grobogan 75 orang.
Berikutnya di musala belakang Polsek Kota Purwodadi sebanyak 250 orang, di masjid Baitul Makmur Purwodadi 35 orang, dan di Hotel Catra sebanyak 13 orang.
Sekda Kabupaten Grobogan, Anang Armunanto mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan logistik warga, Pemkab Grobogan bersama pemangku kepentingan lain telah mengoperasikan dapur umur di sejumlah wilayah terdampak banjir.
Puluhan pengungsi yang umumnya lansia, bayi, dan ibu hamil juga telah dievakuasi ke titik pengungsian yang disediakan.
"Kami bersinergi dengan TNI, Polri, dan sejumlah unsur lainnya untuk penanganan banjir."
"Untuk PNS pelayanan masyarakat tetap jalan (RSUD, Puskesmas, dukcapil), sekolah yg kebanjiran libur."
"PNS lainnya menyesuaikan."
"Semoga banjir segera berakhir," pungkas Anang Armunanto. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banjir Grobogan Meluas, 103 Desa Terdampak hingga Kota Purwodadi Lumpuh Total"
Baca juga: MAGABUT, Kepala Rutan KPK Diduga Terima Pungli Rp 10 Juta Tiap Bulan
Baca juga: Gandeng RSI Jakarta Cempaka Putih, Sido Muncul Salurkan Bantuan Rp 200 Juta untuk 40 Anak Stunting
Baca juga: 3 Santri di Kudus Tewas Tenggelam Saat Bermain Perahu Kayu
Baca juga: PENAMPAKAN Mobil Honda CR-V Nyantol di Atap Rumah Warga