Berita Kudus

Dulu Cuma Kuli Serabutan, Soleh Pria Asal Kudus Kini Jadi Bos Besi Behel dan Cakar Ayam

Penulis: Rifqi Gozali
Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad Soleh saat memproduksi besi behel di kediamannya di Desa Hadiwarno, Kecamatan Mejobo, Kudus, Selasa (16/4/2024).

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Keputusan pria bernama Muhammad Soleh asal Desa Hadiwarno, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus untuk membuka usaha produksi besi behel dan cakar ayam ternyata tepat. Usaha yang digeluti pria berusia 41 tahun sejak 2017 itu kini telah berjalan sukses dengan 5 pekerja.

 

Yang terpikir di benak Soleh saat awal memulai usaha sebagai produsen besi behel dan cakar ayam karena ingin memiliki peningkatan pendapatan. Sebelumnya lelaki yang kini memiliki anak tiga bekerja sebagai buruh serabutan. Pernah suatu kali bekerja sebagai kuli bangunan, kuli jemur gabah, bahkan dia pernah bekerja sebagai kuli di sebuah rumah produksi besi behel dan cakar ayam.

 

“Memang saya pernah kerja jadi kuli di produksi pembuatan besi behel dan cakar ayam. Tapi hanya sebentar,” kata Soleh saat ditemui Tribunjateng.com di kediamannya di RT 1 RW 3 Desa Hadiwarno, Selasa (16/4/2024).

 

Pengalaman sebagai kuli di rumah produksi besi behel dan cakar ayam itu kemudian dia manfaatkan untuk membuka usaha sendiri. Dengan kebulatan tekad dan keseriusan niat akhirnya pada 2017 dia membuka usaha produksi besi behel dan cakar ayam bernama UD Faizal Berkah. Dua komponen besi ini menjadi barang mutlak yang dibutuhkan untuk sebuah bangunan.

 

Dia memilih membuka usaha behel dan cakar ayam selain sudah memiliki pengalaman di bidang produksi dia juga memiliki relasi sesama pekerja bangunan bahkan pemborong. Dari situ dia berpikir kalau nanti besi behel dan cakar ayam produksinya bisa dipasarkan lewat koleganya.

 

Tak ada modal yang dikantongi Soleh saat awal memulai usaha. Dia memanfaatkan akses pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp 5 juta. Akses pinjaman itu digunakan untuk membeli alat produksi besi behel dan cakar ayam.

 

Untuk produksi besi behel dan cakar ayam Soleh melakukannya di halaman depan rumah. Tak ayal saat ini di halaman bahkan samping rumahnya dipenuhi dengan tumpukan besi batangan maupun yang sudah disulap menjadi behel berbentuk persegi maupun sudah dalam bentuk cakar ayam.

 

“Saya tidak sanggung kalau mengakses modal selain KUR, angsurannya memberatkan,” kata Soleh.

 

Seiring berjalannya waktu usaha yang dilakoni oleh Soleh terus berkembang. Hingga akhirnya dia kembali mengakses modal lagi dari KUR sebesar Rp 25 juta. Uang pinjaman itu dipakai untuk membeli mobil bak terbuka. Mobil itu sangat dibutuhkan untuk menunjang usahanya, karena dalam mendistribusikan produksinya dalam jumlah banyak tidak memungkinkan kalau harus menggunakan sepeda motor.

 

Benar saja, dari yang semula pangsa pasar produknya hanya ada di Kudus setelah memiliki mobil bak terbuka kini dia mampu memasarkan produknya sampai ke kabupaten tetangga, yaitu di Kabupaten Pati dan Kabupaten Grobogan. Total saat ini sudah ada 15 toko bangunan di Kudus, Pati, dan Grobogan yang siap menerima produk besi behel dan cakar ayam buatan UD Faizal Berkah.

 

“Selain itu juga ada pesanan dari pelanggan langsung,” kata Soleh.

 

Semakin tahun rupanya semakin berkembang usaha yang dikelola oleh Soleh. Hingga akhirnya dia tidak mampu kalau harus mengerjakannya sendiri. Akhirnya Soleh merekrut 5 orang tetangganya untuk bekerja.

 

“5 orang ini saya ajak kerja bareng. Mereka mendapat upah borongan sesuai dengan kuantitas produksi,” kata Soleh.

 

Untuk besi behel yang diproduksi UD Faizal Berkah menyesuaikan kebutuhan. Biasanya besi behel yang dibutuhkan berukuran 8X10 sentimeter, 8X12 sentimeter, sampai 8X25 sentimeter. Kemudian untuk cakar ayam yang paling banyak diminati oleh para pelanggannya yaitu yang berukuran 40x40 sentimeter, 40x50 sentimeter, sampai 40x100 sentimeter.

 

Sedangkan untuk bahan baku Soleh telah memiliki langganan distributor besi batangan di wilayah Kudus. Paling minim Soleh mampu mengambil besi batangan dari distributor sebanyak 20 ton. Dan dalam sebulan setidaknya Soleh mampu memasarkan produk besi behel dan cakar ayam juga sekitar 20 ton.

 

“Dengan usaha ini bersyukur setiap bulan bisa dapat penghasilan bersih minimal Rp 4 juta sampai Rp 5 juta. Itu sudah tidak termasuk ongkos operasional dan ongkos memberi upah 5 pekerja,” kata Soleh.

 

Sementara Pimpinan Cabang BRI Kudus Iman Indrawan mengatakan, pihaknya komitmen untuk ikut serta dalam melakukan pendampingan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai bentuk keberpihakan. KUR yang digulirkan oleh BRI merupakan wujud nyata dalam keberpihakan tersebut.

 

“KUR itu dana masyarakat juga. Dana masyarakat yang ditabung ke bank yang disalurkan dalam bentuk kredit itulah asal dana KUR itu. Yang membiayai bukan BRI bukan pemerintah, tapi masyarakat juga. Tugas BRI hanya menyampaikan KUR. Yang jelas tetap menggunakan analisa-analisa ketentuan yang berlaku baik di BRI maupun ketentuan yang dibuat pemerintah,” kata Iman.

Keberpihakan terhadap pelaku UMKM merupakan upaya untuk maju bersama. Di sisi lain ketika pelaku UMKM maju, pihaknya sebagai perbankan juga ikut terkena dampak positifnya. (*) 

Berita Terkini