Kekalahan dengan jumlah besar tersebut pun ramai di media sosial dengan pembahasan mengarah ke dugaan match fixing.
Hasil tersebut menimbulkan pertanyaan besar mengingat tim sedang dalam performa bagus dan tengah berjuang untuk naik ke empat besar.
Hingga jelang laga pekan ke-31, Persik Kediri menempati posisi ke-6 dengan perolehan 46 poin.
Sedangkan Bhayangkara FC berada di zona degradasi nomor 2 dari bawah klasemen sementara.
Sebelum menang telak dari Persik Kediri, tim baru meraih 3 kali kemenangan, 11 kali seri, dan 16 kali kalah sepanjang musim ini.
Souraiya Farina mengaku tim berjuluk Macan Putih memiliki kekeluargaan yang erat dan saling mempercayai semua anggota baik manajemen, tim pelatih, official, dan pemain.
Baca juga: 8 Orang Ditetapkan Tersangka Kasus Match Fixing Liga 2, Mulai Wasit Hingga Pemilik Klub
Baca juga: Satgas Anti Mafia Bola Tetapkan 6 Tersangka Match Fixing di Liga 2 Tahun 2018, Ini Daftar Klubnya
Namun jika ditemukan indikasi keterlibatan kecurangan, manajemen akan mendukung penerapan sanksi yang berlaku.
"Kami percaya pemain 100 persen."
"Tapi apabila memang terbukti ditemukan kecurangan, kami mendukung penerapan sanksi yang berlaku," katanya.
Atas hasil buruk dan memalukan sepanjang musim Liga 1 2203-2024, manajemen dan jajaran tim meminta maaf kepada seluruh fans dan suporter Persik Kediri serta masyarakat Indonesia.
Kini memasuki laga krusial manajer tim Sayid Nur Ichsan berharap suporter tetap mau memberikan dukungan penuh kepada Renan Silva dkk.
Manajemen memastikan untuk berupaya lebih keras lagi guna memastikan produktivitas pemain di tiga sisa laga Liga 1 2023-2024.
Pada laga terdekat pekan ke-32 Persik Kediri akan menjamu Persita Tangerang sekaligus menjadi laga home terakhir di Stadion Brawijaya Kediri, Sabtu (20/04/2024) sore.
"Kami akan berjuang untuk bisa memenangkan tiga laga terakhir."
"Kami berharap suporter akan memberikan dukungan penuh," pungkasnya. (*)