Berita Semarang

Kolaborasi dan Optimalisasi Anggaran Disebut Jadi Kunci Kejar Stunting Turun Jadi 14 Persen

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkap layar - Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden Suprayoga Hadi (Kiri) dan Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI (Tengah) Maria Endang Sumiwi pada Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema 'Tantangan Kejar Stunting Turun Jadi 14%', secara daring, Rabu (29/5/2024).

"Kami berusaha memberikan publikasi cepat terhadap data-data di Kemenkes supaya pihak yang ingin berkontribusi dapat langsung bergerak," tambah dia.

Sementara itu, Advisor Tata Kelola Pemerintahan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, USAID-ERAT Programme, George Hormat pada saat sama menyoroti pentingnya data yang andal dan konsisten untuk mendukung pengambilan kebijakan yang tepat. Menurutnya, saat ini monitoring data yang tersedia banyak kurang sesuai.

"Contohnya, data usia produktif sering kali tidak sejalan dengan data kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu. Perbedaan pemahaman mengenai indikator kunci seperti kehamilan tidak dikehendaki dan kehamilan berisiko juga dapat mempengaruhi kebijakan yang diambil," paparnya.

Di luar pentingnya data yang seirama, ia menilai kolaborasi antara berbagai sektor menjadi salah satu praktik baik yang harus tetap dilanjutkan.

Salah satunya kerja sama USAID bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Kesehatan, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di NTT.

"Kolaborasi Kominfo, BKKBN, Kesehatan dan Bappeda mendorong masyarakat terlibat, terutama lembaga agama, tokoh agama edukasi," imbuhnya. (*)

Berita Terkini