"Harus jemput bola karena kami antisipasi fenomena saat ini yang menjadi pemicu terbesar dan nyata era digitalisasi remaja bebas mengakses konten dewasa," kata Hadi.
Dia ingin generasi muda bisa lebih bijak ketika bersosial media.
Menurutnya kenakalan remaja saat ini yang terjadi disebabkan oleh adanya tayangan maupun posting media sosial.
" Di sosial media, kami haruss tangkal untuk remaja harus bijak bermedia sosial. kendalikan lebih bijak bermedia sosial termasuk, jangan mengakses konten dewasa atau tidak layak," tuturnya.
Lebih lanjut, Plt Sekdin Dinkes Jepara, Nur Cholis mengatakan bahwa penanganan stunting yang dilakukan oleh Dinkes Jepara dengan pengelolaan pekayanan kesehatan guzi dengan cara monev.
"Pelaksanaan distribusi TTD, pemeriksa. HB pada remaja putri, ibu hamil, dan pengelolaan gi bur pada balita kurang dari 5 tahun," ungkap Nur Kholia
Dia meminta masyarakat bisa melakukan pengelolaan kesehatan Bayi Baru Lahir, maupun pertumbuhan balita meliputan dari kesehatan lingkungan.
Ia menuturkan DKK telah melakukan pembinaan kelembagaan manager Paud untuk meningkatkan pelayanan edukasi kepada orang tua.
Baca juga: Cegah Pernikahan Dini dan Stunting, Pemkot Pekalongan Libatkan Peran Ulama
"Meningkatkan ketrampilan guru paud dan memberikan BOX Stunting bagi yang sudah turun dari pusat untuk peningkatan kapasitas kader, maupun peningkatan kapsitas kelembagaan LMD, adat.Pengelolaan pendidikan anak usia dini melalui PMT Bankeu CSR, DBHCHT, OP," ujarnya.
DKK sudah menerapkan mempercepat program para kabid dibagi 3 kelompok untuk memantau kegiatan di 21 puskesmas, yaitu Kabid kesmas di 7 puskesmas bagian timur, Kabid P2P di 6 puskesmas bagian selatan, dan Kabid Yankes di 5 puskesmas bagian barat.
"Sekaliagus melaksanakan gertak stanting ( gerakan intervensi serentak pencegahan stunting ) pedaran dari pusat yaitu pencegahn melalui pendataan, pebimbangan, pengukuran, edukasi, verivikasi, intervensi, edukasi bagi ibu hamil dan calon pengantin," tutupnya. (Ito)