TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – RS Mardi Rahayu Kudus menggelar sosialisasi pencegahan tengkes atau stunting di RT 01 RW 02 Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Senin (22/7/2024).
Tema yang diambil dalam edukasi pencegahan stunting itu yaitu ‘Jangan Sampai Ibu Glowing Tapi Anak Stunting’.
Dalam sosialisasi pencegahan stunting tersebut dihadiri sejumlah tim dokter dari RS Mardi Rahayu Kudus.
Baca juga: Hari Pertama Masuk Sekolah di Kudus, SMP 1 Bae Deklarasikan Sekolah Anti Bullying dan Kekerasan
Baca juga: Ratusan Anak Yatim dari 16 Panti Asuhan Kudus Dapat Santunan dari YPUMK
Mereka memberikan tips sehat agar para ibu yang memiliki anak balita bisa memberikan asupan nutrisi terbaik dan pola asuh yang sehat kepada anaknya.
Dengan demikian, setidaknya stunting bisa dicegah.
“Sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan turut melakukan aksi upaya percepatan penurunan angka stunting."
"Kegiatan ini merupakan respon kami sesudah peluncuran Program Si Cantik (Aksi Cegah Anak Stunting dengan Intervensi Kolaboratif) dari Pemkab Kudus pada Juni 2024,” kata Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus, Pujianto kepada Tribunjateng.com, Senin (22/7/2024).
Dalam sosialisasi pencegahan stunting ini, RS Mardi Rahayu Kudus tidak sekadar memberikan materi, tetapi juga memberikan makanan tambahan untuk balita sebanyak 60 paket lengkap dengan susu UHT.
Pujianto melanjutkan, saat ini angka stunting di Kabupaten Kudus pada 2023 mencapai 15,7 persen.
Sedangkan pemerintah pada 2024 ini menargetkan prevalensi stunting bisa mencapai 14 persen.
“Hal ini menunjukkan diperlukan upaya intensif dalam menurunkan angka prevalensi stunting setidaknya 1,7 persen agar mencapai target 14 persen di 2024,” kata Pujianto.
Dipilihnya tema ‘jangan sampai ibu glowing tapi anak stunting’ merupakan bagian dari pengingat kepada seluruh orangtua agar memperhatikan tumbuh kembang anak.
Baca juga: Orangtua Siswa di Kudus Diminta Dampingi Anak Paud, TK dan SD saat Hari Pertama Masuk Sekolah
Baca juga: Ingin Lapor Kejahatan atau Sampaikan Unek-unek ke Polisi di Kudus? Kirim ke Nomor WA Ini
Pujianto mengatakan, di era media sosial saat ini tidak sedikit ibu yang membagikan foto diri dalam keadaan glowing.
Hal itu bukan hal yang salah.
Akan tetapi perhatian terhadap tumbuh kembang anak agar tidak stunting juga harus menjadi perhatian.
Lebih lanjut Pujianto mengatakan, stunting tidak melulu soal tumbuh kembang balita setelah dia lahir.
Sebelum itu misalnya saat janin dalam kandungan juga perlu diberi suplai nutrisi yang cukup melalui ibu yang mengandung.
Bahkan jauh sebelum ibu mengandung, juga harus memiliki kesehatan yang prima.
“Kalau mau memutus masalah stunting bukan hanya sejak ibu mengandung, tetapi ibu yang akan hamil juga harus memiliki kesehatan yang prima,” kata Pujianto.
Salah seorang peserta dalam kegiatan pencegahan stunting kali ini yaitu Alifa.
Perempuan warga Desa Jati Wetan tersebut merespons positif sosialisasi pencegahan stunting tersebut.
Pasalnya dengan kegiatan ini ibu yang memiliki balita di lingkungannya bisa memiliki pemahaman yang sama akan pencegahan stunting.
Dengan begitu mereka bisa saling tukar pengalaman.
“Apalagi anak saya yang saat ini 1,5 tahun pernah divonis stunting."
"Saat itu anak saya masih 7 bulan, berat badannya hanya 5,5 kilogram."
"Dari situ langsung mendapat penanganan dari dokter dan diberi asupan gizi, sayur, dan buah,” kata dia. (*)
Baca juga: Modus Pecah Kaca Mobil, Uang Rp490 Juta Raib Digondol Maling, Hasil Jual BBM Hendak Disetor ke Bank
Baca juga: Pemilik Rumah Jalan Abdurrahman Saleh Semarang Lapor Polisi, Ulah Konten Kreator Bikin Video Horor
Baca juga: Inilah Bocoran Partai Gerindra, Sosok Calon Wakil Gusti Bhre di Pilwakot Surakarta 2024
Baca juga: Penggeledahan KPK di Semarang, Supriyadi Sebut Ada Upaya Penggembosan Elektabilitas Mbak Ita