Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Hari Pertama Masuk Sekolah di Kudus, SMP 1 Bae Deklarasikan Sekolah Anti Bullying dan Kekerasan

Pelajar jenjang Paud, TK, SD, dan SMP sederajat di Kabupaten Kudus mengawali tahun ajaran baru 2024/2025 pada hari ini, Senin (22/7/2024)

|
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muslimah

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pelajar jenjang Paud, TK, SD, dan SMP sederajat di Kabupaten Kudus mengawali tahun ajaran baru 2024/2025 pada hari ini, Senin (22/7/2024).


Momentum dimulainya kegiatan belajar dan mengajar (KBM) tahun ini dimanfaatkan oleh SMP 1 Bae untuk mendeklarasikan sekolah ramah anak. 


Yaitu sekolah dikonsep sebagai tempat belajar dan mengajar yang aman terbebas dari ancaman bullying dan kekerasan. 


Hal ini bagian dari upaya sekolah untuk menegaskan kepada siswa baru agar tidak takut memulai pendidikan kembali di tempat yang baru. 


Kepala SMP 1 Bae, Moh Akhsanul Khaq mengatakan, sekolah ramah anak digagas mulai hari ini dengan didukung oleh tenaga pendidik dan siswa yang membentuk tim Satgas Anti Bullying atau Kekerasan.


Di antaranya guru kelas, guru bimbingan konseling (BK), guru mata pelajaran, dan sejumlah siswa yang dijadikan sebagai duta.


Kata dia, sekolah harus disulap menjadi tempat pelaksana pendidikan yang ramah terhadap anak, siapapun mereka tidak dilihat dari golongan dan latar belakang sosial. 


Selain itu, deklarasi ini bagian dari upaya sekolah mengkampanyekan anti perundungan dan kekerasan di lingkungan pendidikan. 


"Hari ini ada 253 siswa baru dari total 756 siswa di SMP 1 Bae mulai masuk kembali. Untuk MPLS dilakukan tiga hari, Senin - Rabu, kami tekankan kepada siswa jangan sampai ada perbuatan kekerasan dan bullying apapun alasannya, khususnya kakak kelas kepada adek kelasnya," terangnya.


Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, Harjuna Widada menerangkan, program sekolah ramah anak harus selalu didukung dan didorong agar tumbuh dan berkembang di Kota Kretek. 


Bertujuan untuk menciptakan dunia pendidikan yang aman dan nyaman bagi anak-anak, utamanya ketika berada di lingkungan sekolah. 


Penjabat Bupati Kudus, M Hasan Chabibie menambahkan, monitoring dan evaluasi atas terlaksananya pendidikan di Kabupaten Kudus harus terus dilakukan oleh Disdikpora. 


Sekolah harus bisa dikonsep menjadi tempat pembentukan karakter disiplin anak, tetapi tidak dengan cara kekerasan.


Pihaknya mendorong adanya Satgas anti kekerasan dan bulliying di sekolah dan dinas agar bergerak melakukan pencegahan dan penindakan.


Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di lingkungan sekolah. Misalnya, aksi bullying, kekerasan pada sesama pelajar, penindasan, dan lain sebagainya. 


"Deklarasi sekolah ramah anak ini semua ekosistem yang hadir di sekolah, kepsek, tenaga pendidik dan lainnya harus bisa menempatkan paradigma student center. Siswa sebagai pusat semua orkestrasi aktivitas di sekolah yang dikonsep edukatif, membentuk karakter dan kedisiplinan anak tanpa kekerasan. Saya harap tidak ada bullying, tidak ada kekerasan," tegas dia. (Sam)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved