Berita Semarang

Bentuk TP2TBC, Pemkot Semarang Targetkan Bebas TB di 2028

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menghadiri Workshop Sosialisasi dan Perencanaan Kerja pada lintas OPD-swasta pada Selasa (23/7/2024) di Hotel Novotel Semarang.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemkot Semarang melalui Dinas Kesehatan atau DKK menargetkan eliminasi atau bebas penyakit Tuberkulosis (TBC) pada 2028.

Secara nasional, pemerintah menargetkan pada 2030.

Salah satu upayanya adalah dengan membentuk Tim Percepatan Penanggulangan TB (TP2 TBC) lintas sektor, baik pemerintah maupun non pemerintah yang meliputi unsur kesehatan dan non kesehatan.

Baca juga: Festival Anak Sholih 2024 DPD LDII Kabupaten Semarang Menguatkan Karakter Luhur Bangsa

Baca juga: Cerita Anak Yatim Semarang di Tengah Hingar-bingar Hari Anak Nasional 

Tim Percepatan Penanggulangan TB (TP2 TBC) ini kemudian menajamkan aksi nyata melalui Workshop Sosialisasi dan Perencanaan Kerja pada lintas OPD-swasta pada Selasa (23/7/2024) di Hotel Novotel Semarang.

Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita mengatakan, workshop ini akan memberikan pemahaman yang baik kepada seluruh peserta tentang tugas, peran, dan fungsi, serta dapat bekerja sama baik dalam upaya penanggulangan TBC di Kota Semarang.

"Komitmen bersama dalam upaya penanggulangan TBC dimana target eliminasi TBC Pemerintah Pusat adalah pada 2030 dapat tercapai, Kota Semarang optimis dapat mencapai pada 2028," tutur Mbak Ita. 

Lebih lanjut Mbak Ita mengungkapkan, kendati sebagai target eliminasi TBC yang ambisius, namun bukan berarti tidak mungkin untuk dicapai.

Butuh kerja sama semua pihak termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi non pemerintah agar target ini dapat diraih.

"Mari bersama-sama wujudkan Kota Semarang bebas TBC pada 2028."

"Terima kasih juga kepada USAID BEBAS-TB yang mendukung kegiatan ini," pungkasnya.

Sementara itu Anggun Dessita Wandastuti, Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Menular Langsung DKK Semarang menuturkan, Tim Percepatan Penanggulangan TBC ini ada banyak sektor dimana hampir semua OPD terlibat kemudian ditambah swasta, media, dan akademisi. 

Menurutnya, kegiatan workshop ini lebih pada sosialisasi dan implementasi terkait Tim Percepatan Penanggulangan TB di kota Semarang.

Bagaimana implementasi nyata yang dapat dilakukan masing-masing instansi untuk penanggulangan TBC.

Baca juga: Rowosari Tembalang Jadi Sasaran TMMD Sengkuyung Tahap 3 di Kota Semarang

Baca juga: Cerita Ibnu Wardani Konten Kreator TikTok Pendapatan Rp 7 Miliar Perbulan, Lulusan Undip Semarang

"Aksi nyata yang sudah dilakukan."

"Kegiatan menentukan target dari masing-masing instansi dalam rangka penanggulangan TBC," katanya. 

Pembentukan tim ini sudah ada sejak Mei 2024, awal terbentuknya adalah permasalahan TBC tidak hanya pada masyarakat bukan pada persolan kesehatan, tapi ada efek sosial ekonomi yang terdampak pada pasien dan lingkungannya.

Banyak terjadi pasien TBC akhirnya tidak produktif, dikucilkan, diskriminasi lingkungan kerja, hingga pemecatan hubungan kerja oleh tempat kerja.

Hal ini berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi keluarga pasien.

"Jadi selama ini adalah timbulnya masalah lainnya."

"Bukan saat selesai minum obat terus sembuh, tapi banyak permasalahan yang menyangkut pasien," katanya.

Oleh karenanya butuh peran banyak pihak, selain pengobatan secara kesehatan juga penting dalam edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat umum.

"Implementasi awal lebih pada penanganan sosial ekonomi."

"Jadi mulai identifikasi dari masing-masing pasien apakah memang membutuhkan dalam mendukung pasien itu agar selesai pengobatannya," katanya. 

Anggun menyampaikan, penanganan preventif TBC ini lebih banyak pada peran edukasi lintas sektor, misal edukasi yang memiliki kelompok binaan, kelompok sasaran, dengan minimal ada edukasi.

Sedangkan kuratifnya ada pada pasien yang membutuhkan bantuan.

Untuk fasilitas kesehatan sudah ada di semua rumah sakit, Puskesmas dan menyasar klinik swasta juga.

Sudah ada 130 klinik swasta yang aktif dalam pengobatan TBC.

Termasuk layanan jamkes BPJS berkomitmen dalam penanganan TBC.

Baca juga: Harga Emas Antam di Semarang Hari Ini Rabu 24 Juli 2024, Naik Rp 2.000, Ini Daftar Lengkapnya

Baca juga: LPM UIN Walisongo Semarang Benchmarking ke LPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Akreditasi

"Jadi penanganan tidak hanya di rumah sakit, misal yang tidak ada komorbid atau penyulit dia cukup pengobatan di Puskesmas dan klinik ini kan lebih dekat dari akses pengobatan dan rumah mereka," katanya.

Pihaknya menyampaikan, untuk kondisi kasus TBC di kota Semarang ada sekira 3.400 kasus baru di kota Semarang.

Dengan per bulan sekira 500 pasien baru di kota Semarang yang mencakup anak-anak, balita, usia produktif, lansia, di semua kalangan strata sosial ekonomi.

Melalui Tim Percepatan Penanggulangan TB ini selain mengeliminasi TBC di 2028, juga akan mengurangi beban negara yang cukup tinggi secara anggaran.

"Kalau bisa mengurangi pasien, itu dapat menghemat keuangan negara juga tinggi."

"Dari situ maka semakin dapat ditekan," katanya.

Di Kota Semarang pilot projeknya ada di Kecamatan Semarang Utara.

Sebab di wilayah itu kompleks permasalahannya.

Selain pasiennya banyak, sosial ekonominya juga kurang.

"Kalau sudah berjalan baik, maka diperluas di lokasi lain."

"Ini antisipasi awal," katanya.

Di Semarang Utara, tahapannya telah dilakukan rapat internal lintas sektor seperti melibatkan Camat, dinas lintas sektor dan swasta.

Dengan membentuk tim Semarang Utara Satgas TBC, yang akan rutin melakukan evaluasi.

Kemudian melakukan identifikasi risiko pasien sudah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh penanganan yang akan ditindaklanjuti.

"Kami juga sedang mengembangkan sistem monev seperti apakah dinas tertentu sudah melaksanakan apa saja apakah sudah sesuai sasaran, indikatornya jumlah mortalitasnya, penurunannya, lalu penemuan kasus barunya," pungkasnya. (*)

Baca juga: Kesbangpol Kudus Minta Kelompok Rentan Diperhatikan Saat Pilkada 2024

Baca juga: Saldo Bank Karanganyar Cuma Rp 900 Ribu, Kejari Selidiki Kasus Dugaan Korupsi Ditaksir Rp 4,4 Miliar

Baca juga: Melon Fujisawa Antarkan Sulaiman Mendapat Untung Berlipat Rp 50 Juta Sekali Panen

Baca juga: Hadirkan Konten Inspiratif & Tantangan Harian Berhadiah untuk Berpeluang Jadi Gojek Ambassador 2024

Berita Terkini