Berita Regional

Soal Motif Suami Dibunuh Istri, Anak dan Calon Mantu, Keluarga Korban Punya Dugaan Sendiri

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Adik Asep Saepudin (45), Ahmad Wahyudi (33) memperlihatkan foto istri sekaligus pelaku pembunuhan berencana kakaknya, Juhariah (45).

TRIBUNJATENG.COM - Motif seorang pria dibunuh oleh istri, anak perempuannya dan calon mantu masih kabur.

Keluarga tak percaya pengakuan para pelaku yakni karena korban tak mau kasi uang dan juga tak kunjung merestui hubungan anaknya.

Keluarga korban punya alasan khusus mengenai hal ini.

Mereka punya dugaan lain.

Baca juga: Jeritan Keluarga Dini di Ronald Tannur Bebas, Penyelidikan Polisi Terbukti Aniaya hingga Tewas

Baca juga: 5 Manfaat Jahe Merah, Lebih Banyak Kandungan Senyawa Baik

Keluarga korban pembunuhan berencana di Seru, Kabupaten Bekasi, berharap agar istri dan anak korban dihukum mati karena membunuh Asep Saepudin (45).

Sebab, pihak keluarga menduga istri korban, Juhariah (45); anak pertama korban, Silvia Nur Alfiani (22); dan kekasih Silvia, Hagistko Pramada (22); telah merencanakan pembunuhan selama dua pekan sebelum Asep tewas. 

“Saya tidak melihat itu keponakan ataupun ipar. Bagi kami, kami berharap besar, mereka harus bertanggung jawab apa yang mereka sudah lakukan, apalagi itu menghilangkan nyawa,” kata adik Asep, Ade Mulyana (43) saat ditemui di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Rabu (24/7/2024).

“Dalam tuntutan kami, ya dihukum seberat-beratnya, dan harus hukuman mati. Jadi, tidak ada tebang pilih. Mau ke ponakan atau apa,” lanjut Ade dengan menggebu-gebu.

Ade menduga motif Juhariah menghabisi nyawa Asep bukanlah permasalahan ekonomi dan perselingkuhan.

Pasalnya, Asep dan Juhariah hidup secara berkecukupan.

Ade tahu betul perekonomian Asep karena mereka menjalani usaha aksesori bersama dua saudaranya yang lain.

“Si Silvia itu indekos di Bandung, kuliah. Buat uang jajan satu hari saja bisa Rp 100.000. Bagaimana bisa motif ekonomi? Itu buat dia lho, belum buat dua anaknya yang lain dan Juju (Juhariah),” ujar Ade.

Ade juga menolak motif Silvi dan Pram bersekongkol dengan Juhariah untuk membunuh Asep karena tidak mendapatkan restu setelah menjalani hubungan selama empat tahun terakhir.

“Kami, empat bersaudara, keluarga rasa teman. Kalau masalah menikah (direstui) atau tidak, kakak saya itu akan cerita, kalau memang ada pembicaraan menikah, akan cerita ke keluarga besar,” tutur Ade.

“Dia (Pram) main ke sini (rumah) dipersilakan. Bahkan, hari Sabtu (22 Juni), kan kejadian hari Kamis (27 Juni), Pram ke sini, ajak istrinya (Juhariah) dan anaknya (Silvia) main ke mal. Sama almarhum, itu dipersilakan,” ungkap Ade lagi.

Halaman
12

Berita Terkini