Oleh karena itu, Ade menduga bahwa motif pembunuhan oleh tiga tersangka ini adalah untuk menguasai harta Asep.
“Menurut hemat saya, ini pasti penguasaan harta. Kalau cuma melalui pinjaman online (pinjol), itu belum satu tahun juga habis untuk bertiga. Tapi dia (Juhariah) tahu asetnya, usahanya, warisannya, kendaraannya,” pungkas Ade.
Diberitakan sebelumnya, pembunuhan berencana terhadap pengusaha aksesori bernama Asep berlangsung di rumah korban, RT 03/RW 04, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/6/2024).
Para tersangka sudah merencanakan pembunuhan selama dua pekan sebelum kematian korban.
Bahkan, Asep sempat dua kali diracun oleh mereka, tetapi gagal
Beberapa jam setelah Asep tewas, para tersangka mengajukan pinjaman online (pinjol) melalui ponsel korban senilai Rp 56,5 juta.
Pencairan dana berhasil, uang tersebut ditransfer melalui mobile banking ke rekening Silvia.
Mereka menyisakan uang Rp 53.000 pada rekening Asep.
Pembunuhan berencana terbongkar setelah keluarga Asep mencium adanya sejumlah kejanggalan, salah satunya adalah panggilan telepon dari customer service pinjol yang hendak menagih utang.
Usai mengantongi sejumlah barang bukti, keluarga Asep melaporkan peristiwa dugaan pembunuhan ke pihak kepolisian pada 11 Juli 2024.
Menindaklanjuti laporan tersebut, polisi membongkar makam Asep demi kepentingan penyelidikan pada 16 Juli 2024.
Kini, ketiga pelaku telah ditangkap dan mendekam di balik jeruji besi. ( Kompas.com )