Ia membawa dua murid di jok depan, dan tiga murid lainnya dibonceng di jok belakang sepeda motor.
Terlebih Sulasmiyati memikirkan bahaya yang ditimbulkan jika terjadi kecelakaan dialaminya saat memboncengi 5 muridnya sekaligus tersebut.
Karena hal itu, ia mulai berangan untuk memiliki kendaraan yang lebih bisa menamping banyak murid untuk diantar jemput olehnya.
Saat itu, pemikiran Sulasmiyati tersebut masih menjadi angan-angan.
Pasalnya, saat itu Sulasmiyati pun hanya mengandalkan gajinya sebagai guru honorer.
Dari penghasilannya itu, Sulasmiyati sadar tidak akan mampu membeli motor dorkas tersebut.
Meski kondisinya yang pas-pasan, tidak lantas membuat Sulasmiyati patah arang.
Sejak itulah, Sulasmiyati bernazar untuk membeli motor dorkas jika dirinya diangkat menjadi guru P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak).
Tak disangka, dua tahun kemudian cita-citanya untuk menjadi guru P3K tercapai di tahun 2023.
“Alhamdulillah Allah mencatat, saya diterima P3K di tahun 2023," ujar Sulasmiyati dikutip Tribunjabar.id dari TribunMadura.co, Rabu (21/8/2024).
Meski hanya membeli kendaraan bekas, saat itu kondisi mesin motor dorkas milik Sulasmiyati masih layak digunakan untuk berkeliling antar jemput muridnya.
Sehari-hari, Sulasmiyati menjemput muridnya diawali dari belakang pos polisi, Kampung Junok Sampang, untuk menaikkan lima orang siswa.
Lalu, penjemputan berlanjut ke Gang VIII Kelurahan Bancaran untuk menjemput enam orang siswa.
Kemudian, ia bergeser menjemput dua siswa ke Kampung Penyageren, Kelurahan Bancaran, Sampang.
Setelah itu, Sulasmiyati melewati kawasan Rutan Bangkalan untuk menjemput dua orang siwa lainnya.