Dalam upaya meredakan ketegangan, Habiburokhman turun ke lapangan bersama Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR, Achmad Baidowi, yang akrab disapa Awiek.
Mereka berdua naik ke atas mobil komando bersama Ketua Umum Partai Buruh, Said Iqbal, yang mewakili para demonstran.
Namun, kehadiran Habiburokhman dan Awiek justru memicu keributan yang lebih besar.
Massa yang sudah dalam kondisi tidak kondusif semakin riuh saat mereka melihat kedua anggota DPR tersebut.
Said Iqbal mencoba menenangkan massa dengan berbagai bujukan, namun upayanya tidak banyak membuahkan hasil.
Massa tetap bergolak, membuat suasana semakin sulit dikendalikan.
Meski begitu, Habiburokhman tetap menyampaikan pernyataan singkat dari atas mobil komando, "Assalamualaikum Wr.Wb, selamat siang rekan-rekan sekalian.
Hari ini kami menyampaikan, tidak ada pengesahan RUU Pilkada," teriaknya, meski suaranya tenggelam di tengah riuhnya massa.
Setelah beberapa saat di atas mobil komando, Habiburokhman dan Awiek akhirnya turun dan kembali masuk ke dalam Gedung DPR, diiringi pengawalan ketat dari aparat keamanan.
Ketegangan Berlanjut: Masa Depan RUU Pilkada dalam Ketidakpastian
Aksi unjuk rasa yang memanas ini menandakan adanya ketidakpuasan yang mendalam di kalangan masyarakat terhadap proses legislasi terkait RUU Pilkada.
Meskipun tidak ada pengesahan RUU pada hari ini, kericuhan yang terjadi menunjukkan bahwa isu ini masih jauh dari selesai.
Apakah aspirasi masyarakat akan didengar oleh para wakil rakyat di Senayan, atau apakah ketegangan ini akan terus berlanjut? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Baca juga: Dasco: DPR Harus Ikuti Putusan MK Jika Sampai Waktu Pendaftaran RUU Pilkada Belum Disahkan
sumber: tribunnews