AI memang memiliki potensi besar untuk merevolusi proses Pilkada yang diselenggarakan di Indonesia, mulai dari optimalisasi kampanye hingga analisis data pemilih.
Namun, di sisi lain, teknologi ini juga membawa risiko yang tidak bisa diabaikan, seperti manipulasi opini publik dan pelanggaran privasi. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam proses Pilkada – baik pemerintah, penyelenggara pemilu, tim kampanye, maupun masyarakat – untuk memahami manfaat dan mudarat AI.
Dengan regulasi yang tepat, pendidikan bagi calon pemilih yang baik, serta pelaksanaan audit AI untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas, maka AI dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam memperkuat demokrasi dan menjaga integritas Pilkada di masa depan.(*)