"Pre test ini menarik nih karena pas kita pre test kepada peserta gitu, karena memang peserta ketika kita latih kan tidak ada pengetahuan yang awal.
Mungkin mereka ada yang tahu pengetahuan tentang numerasi, tapi tidak terlalu banyak ketika kita teskan banyak yang nilainya mungkin dari skala 0 sampai 100.
Ada yang 40, 30 dan sebagainyanya benar-benar dari belum mengetahui betul."
Sebetulnya peserta juga sudah tahu ada hitungan dan sebagainya, namun konsep numerasi literasi baru-baru ini diterima oleh peserta.
Namun hasil post tesnya menunjukkan ada peningkatan sekira dari 80 persen peserta itu sudah mencapai KKM dengan rata-rata nilai 75.
Pre-test mengangkut tentang apa itu bilangan, pengetahuan dasar tentang konsep informasi yang nantinya di post-tesnya ditanyakan kembali.
"Sehingga mereka sudah ada ada pengetahuan ketika kita latihkan gitu. Jadi mereka 'Oh iya ternyata numerasi adalah seperti ini' gitu."
Tim the Big Book memastikan kelanjutan dari proyek dengan adanya diseminasi sejak kegiatan Fasda 1.0.
"Di fasda perubahan 2.0 kita akan bekerjasama dengan beberapa komunitas belajar. Kita akan melaksanakan diseminasi terkait dengan ini jadi tidak berhenti sampai sini.
Bahkan rencananya sih kalau misalnya peserta kita bimbing untuk menuliskan praktik baiknya.
Jadi mereka tidak hanya membuat medianya tetapi mereka menuliskan prosesnya," kata Juni.
Media dalam bentuk naskah itu kemudian bisa disebarkan dan praktik baiknya itu bisa ditiru oleh guru lainnya.
Naskah tersebut diunggah ke website yang bisa diakses dalam bentuk E-Perpus.
"Dari produk mereka itu kita dokumentasikan kemudian tadi yang tadi tulisan-tulisannya kemudian agar bisa disebarkan tidak hanya di guru Kabupaten Tegal, tapi bisa meluas karena basisnya adalah internet atau website."
Di proyek fasda perubahan 2.0 melibatkan lembaga lokal dan media partner seperti LPPL Slawi FM dan menggaet beberapa lembaga, di antaranya lembaga perbankan.
Ada tiga lembaga perbankan yang kegiatan Fasda 2.0, yakni Bank Indonesia, Bank Jateng dan Bank TGR.
Selain itu Slawi FM sebagai media partner melipu dan menuliskan artikel yang disebar luaskan melalui Slawi FM.
Melalui proyek Fasda 2.0 ini, Juni berharap produk media numerasik dapat disebarlaskan dan juga dipraktikkan oleh guru, khususnya di Kabupaten Tegal dan secara umum di seluruh Indonesia.
"Tadi saya jelaskan melalui website ya website-nya The Big Book jadi harapannya itu dapat dikembangkan dan juga. Khusus untuk peserta harapannya pada tahun depan itu itu sudah ada capaian numerasi yang meningkat dari sebelumnya kurang atau sedang, itu paling tidak naik sudah menjadi baik gitu."
Juni menambahkan meskipun tidak ada proyek Fasda Perubahan dalam 6 bulan maupun setahun ke depan program ini akan tetap berlanjut.
"Kita terus berlanjut untuk menyebarkan ilmu gitu ya, baik dari guru ataupun yang lainnya jadi kita membuka luas untuk kerja sama dengan siapa saja.
Kemudian tadi terkait dengan pengembangan media baik digital baik literasi numerasi dan juga pengemban digital dan non digitalnya," tambah Juni.
Menjawab pertanyaan dari Umi Sadiyati Guru SD Negeri Tegalandong 02 tentang bagaimana dukungan Tim The Big Book agar kegitan tentap berjanjut untuk semua guru yang ada di kombel, gugus maupun di SD Negeri Tegalandong 02 sendiri.
"Kalau mau kerja sama dengan kita ya ayo aja karena kita memang membuka seluas-luasnya. Kita sudah sering beberapa kali dengan kombel Jakarta juga kita mengadakan untuk webinar online-nya itu bareng-bareng dari kita materi yang sedang sedang jalan atau materi yang memang kita butuhkan terutama literasi numerasi itu kita sangat terbuka sekali untuk bekerja sama dengan siapa saja," jawabnya.
Pertanyaan dari Andi Rohma guru SD Negeri Lebakuah 01 tentang media pembelajaran numerasik dapat diakses oleh guru lainnya yang tidak mengikuti pelatihan.
"Bisa diakses oleh semuanya. Bahkan kita masuk ke tim inovator di tahun kemarin inovator kompeten Tegal untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan itu masuk dalam tim inovator untuk The Big Book-nya gitu jadi bisa diakses oleh siapa saja dan kemudian kita juga punya komunitas belajar di PMM namanya The Big Book Tegal itu kita taglinennya adalah literasi numerasi dan digitalisasi.
Jadi tadi yang ibu juga sampaikan mau kerjasama bagaimana, kita bisa mengadakan webinar bersama kolaborasi seperti itu."
Pertanyaan dari Ika SD Negeri Balaradin 04, tentang kriteria media pembelajaran numerasi yang baik itu seperti apa.
"Media yang dibuat itu tentunya harus memudahkan dan juga seperti sarana bermain anak. Jadi ketika anak menggunakan media itu mereka tidak seperti sedang belajar tapi sedang bermain gitu ya tapi tentunya tidak hanya bermain mereka belajar."
"Intinya medianya itu bisa digunakan kemudian bisa mengajarkan konsep numerasi yang benar gitu ya jangan sampai media yang dibuat itu ternyata makin membingungkan. Media yang baik adalah bisa digunakan, menyenangkan dan juga mengajarkan konsep yang benar," tutupnya.