"Paling susah pelajaran IPA. Karena mata pelajaran itu kan harus menggunakan media yang konkrit yah."
"Jadi kita kekurangan medianya sih, untuk kayak hewan gitu misalnya."
"Karena kan tunanetra jarang gitu ya megang hewan," jelasnya.
Terlepas dari itu, Ade Suryani merasa bersyukur bisa membantu anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus untuk tetap belajar.
Ia berharap, anak-anak ini terus belajar hingga sukses kelak.
"Saya waktu kecil belajarnya pun susah begitu. Jadi ketika memotivasi anak anak, itu tidak jauh jauh, saya ceritakan aja, pengalaman sendiri."
"Karena kita kan satu nasib sama sama tunantera, jadi lebih mudah untuk dekat sama mereka, lebih mudah untuk mengenalinya," ucapnya.
Ia juga mempunyai keinginan agar kelak ia diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN) di bidang guru.
Keinginan ini menjadi salah satu yang ingin dicapai oleh Ade Suryani di hidupnya.
Sementara itu, Wakasek SLBN Sejahtera Kota Bogor, Ai Maryati, memuji kinerja Ade Suryani.
Ade Suryani dinilai sosok guru yang serba bisa di luar ataupun di dalam kelas.
"Disuruh jadi MC bisa. Baca Quran bisa. Pokoknya serba bisa kalau Ibu Ade ini. Mengajarnya pun bagus," kata Ai saat dijumpai oleh TribunnewsBogor.com.
Baca juga: Mengenal Sosok Ribut, Guru Yang Debat dengan Murid Soal Sapi Makan Martabak, Ternyata Gajinya Miris
Ade Suryani pun disenangi oleh murid-muridnya sampai saat ini.
"Murid juga akhirnya ketika diajar oleh Ibu Ade ini senang, karena cara mengajarnya kan bagus," ungkapnya.
Ia berpesan agar Ade Suryani terus semangat mengajar. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Semangat Mengajar di Tengah Keterbatasan, Guru Honorer Tunanetra Dicintai Murid: Mengajarnya Bagus