Pelajar Semarang Tewas Ditembak

Wartawan Cawe-cawe Kasus Pelajar Semarang Tewas Ditembak Polisi: Pulang Semobil Bareng Kapolrestabes

Penulis: iwan Arifianto
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa aksi membentangkan kertas bertuliskan Wartawan Bukan Humas Polri ketika aksi demonstrasi meminta polisi mengusut kasus kematian GRO atau Gamma yang meninggal dunia ditembak polisi, di Mapolda Jateng, Kamis (28/11/2024).

"Cuma yang satu nggak diperkenalkan (wartawan)."

"Kami kira dia mungkin ajudannya," paparnya.

Pertemuan selama 30 menit ini dianggap keluarga sebagai pertemuan internal, bukan untuk dikonsumsi publik.

Bahkan, keluarga sempat mengusir dua wartawan lainnya dari media televisi dan media online yang hendak meliput pertemuan itu.

Hal ini dibenarkan pula oleh wartawan yang diusir tersebut. 

Namun ternyata foto pertemuan keluarga dan polisi ini malah dimuat di salah satu portal media online nasional. 

"Kami bilang ke orang Polrestabes Semarang fotonya jangan dikeluarkan (ke publik), tapi malah keluar di berita."

"Kami tentu tidak terima katanya hanya untuk internal, bukan untuk diliput," ungkapnya.

Keluarga menolak mentah-mentah permintaan polisi dan wartawan untuk membuat video tersebut dengan alasan kasus yang disampaikan polisi ada yang tidak sesuai fakta kejadian.

Ratusan massa melakukan doa bersama dengan menyalakan lilin untuk aksi solidaritas terhadap GRO (17) atau Gamma pelajar SMK N 4 Semarang yang meninggal dunia akibat ditembak polisi, Jalan Pandaran 2, Mugassari, Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat (29/11/2024) malam. (Tribun Jateng/ Iwan Arifianto)

Baca juga: Kombes Irwan Sebut Korban Naik Motor Vario Merah, Keluarga : Korban Sebut Gamma Punyanya Vario Hitam

Selain itu, keluarga juga menyayangkan sikap polisi yang memberitahukan kematian Gamma pada Minggu (24/11/2024) pukul 12.00. 

Jeda waktu kejadian dengan pemberitahuan kematian Gamma hampir 12 jam.

"Alasannya tidak ada identitas dan rekam sidik jari tidak keluar."

"Padahal warga sekitar bilang sejak pagi hari rumah kami sudah dicari polisi berpakaian preman," tuturnya.

Adanya dugaan intervensi tersebut, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar enggan menanggapinya.

"Silakan ke Kabid Humas Polda Jateng (Kombes Pol Artanto)," katanya.

Halaman
1234

Berita Terkini