Mengenai pekerjaannya tersebut, awalnya keluarga tidak mengetahui. Dia memilih untuk merahasiakan aktivitas tersebut.
Ia saat itu menjalani aktivitas mengamen hingga ke pasar malam.
"Aku ngamen di pasar malam itu, terus kayak 'aku pengin deh kerja di pasar malam' gitu kan, karena kalau ngamen pendapatannya tidak menentu. Nah, ya sudah aku kerja, minta kerjaan ke mereka.
Awalnya aku kerja di rumah hantu, satu bulan jadi hantu. Nah setelah itu, aku baru pengen jadi joki tong setan," kenangnya.
Ia mengatakan, keinginannya bekerja sebagai joki tong setan karena melihat penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan pekerja lainnya di pasar malam.
Waktu bekerja dengan dandanan hantu di rumah hantu, menurutnya upah didapatnya Rp50.000 - Rp 100.000 per minggu,
"Tetapi sebagai joki, saya bisa mendapatkan sampai Rp 500.000 per minggu," katanya senang.
Perjalanan karirnya tidak selalu mulus.
Setelah setahun berkarir, keluarganya akhirnya mengetahui profesinya melalui berita di media.
Meskipun ibunya mendukung, awalnya ayahnya merasa khawatir.
Namun, seiring waktu, mereka mulai memahami bahwa ini adalah sumber penghasilan yang baik baginya.
Menariknya, keberhasilan yang diraihnya tidak hanya membawa dampak positif untuk dirinya, tetapi juga membuka peluang untuk tampil di luar negeri.
"Saya sudah pernah main 'tampil' di Thailand dan Inggris. Mereka mengundang saya untuk bermain di negara mereka," ujarnya bangga.
Ia mengatakan, dirinya berencana untuk kembali ke Inggris untuk tampil di sana.
Menurutnya, ada perbedaan yang dia rasakan antara bermain di Indonesia dan luar negeri.