Dengan karakter kuatnya sebagai individu yang baik, yang ditunjukkan saat duduk di bangku kuliah, maka Novi Citra Indriyati sangat mengerti tugas-tugasnya sebagai guru yang baik dan pemusik yang baik.
Ini memberikan dasar penting bahwa lagu “Bayar, Bayar, Bayar” yang diciptakan dan dinyanyikannya merupakan bagian dari kritik murni seorang pendidik yang ingin disampaikan kepada kepolisian.
Kritik seorang pendidik yang disampaikan melalui musik karena sarana yang ditekuni adalah musik.
Novi pun angkat bicara bahwa lagu “Bayar, Bayar, Bayar” itu ditujukan untuk oknum polisi.
Jadi, lagu “Bayar, Bayar, Bayar” adalah reaksi murni seorang pendidik dalam bermusik, bukan reaksi politik praktis.
Semua orang bisa merasakan hal ini.
Tidak ada kepentingan politik di tengah-tengah situasi politik saat ini.
Apalagi, lagu ini diciptakan dan dinyanyikan sejak 2023 sebelum situasi seperti ini.
Tidak heran jika dukungan pada Novi Citra Indriyati terus mengalir karena Sukatani jauh dari arus politik.
Lagu “Bayar, Bayar, Bayar” yang diciptakannya adalah sikap pendidik dalam mengkritik disampaikan melalui musik.
Semua orang bisa memahami situasi seperti ini.
Semua disampaikan dalam konteks kritik dalam ekspresi musik dari seorang pendidik.
Kedua, permintaan maaf yang dilakukan Sukatani setelah lagu “Bayar, Bayar, Bayar” viral menunjukkan sikap seniman yang pendidik.
Dalam dunia pendidikan, semua orang tahu.
Pendidik selalu menjunjung tinggi nilai dan karakter.