TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Masyarakat di Kabupaten Banyumas saat ini tengah resah dengan maraknya keberadaan parkir-parkir liar.
Hampir setiap tepian jalan raya dan lokasi usaha, ada juru parkirnya.
Bahkan di tempat mesin ATM yang hanya sesaat mampir juga ditemui ada juru parkir.
Sampai-sampai di pedagang kaki lima (PKL) juga ada tukang parkir yang menarik tarif.
Baca juga: Cek Jalur Mudik Lebaran, Polda Jateng Siapkan 5 Strategi Aglomerasi untuk Kelancaran Arus
Baca juga: Produk Lokal Mendunia, Jahe Instan Isna dari Semarang Sudah Merambah Pasar Internasional
Kondisi ini jelas menimbulkan ketidaknyamanan masyarakat.
Salah seorang warga Purwokerto, Ridho Dwi Pengestu (27) mengaku kesal dengan keberadaan parkir yang terkadang justru tidak membantu di pengendara.
"Sekarang apa-apa diparkirin kaya toko-toko minimarket, pinggiran jalan, hingga pedagang kaki lima aja kena parkir.
Kadang dikasih Rp2.000 aja gak mau kembalian.
Yang lebih kesel lagi karena kadang ada yang cuma minta uang parkir, habis itu pergi dan gak ikut bantuin menarkirkan kendaaraan," ucapnya.
Muncul pula persoalan tarif yang kerap tidak sesuai ketentuan yang berlaku.
Di tingkat legislatif menyoroti ada potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang hilang.
Nominalnya tak sedikit, tapi mencapai puluhan miliar.
Ketua DPRD Kabupaten Banyumas, Subagyo menyampaikan, potensi pendapatan daerah dari sektor parkir di Banyumas bisa mencapai belasan juga rupiah.
Tapi nyatanya, target per tahun hanya dipatok Rp1,5 miliar.
"Apapun itu, dari potensi yang Rp23 miliar lebih, hasil kajian terakhir kita hanya dapat Rp1,5 miliar.