Hayati juga membuka bengkel tambal ban. Tak tanggung-tanggung, selain menyediakan ban, ia melengkapi tokonya dengan menjual sparepart kendaraan.
“Sama gaji PNS juga lebih gede ini,”katanya
Resign dari Pegawai Honorer
Karena kesibukannya mengurus usaha, Hayati memutuskan mundur dari pekerjaannya. Ia juga mengundurkan diri sebagai guru wiyata. Ia terpaksa mengubur impiannya menjadi abdi negara.
Tapi ia tak menyesal karena sudah ada gantinya. Penghasilannya dari berwirausaha sudah cukup membuatnya bahagia.
Ia pun tak menyesal ijazah Strata 1 (S1) nya tak dipakai untuk bekerja. Ilmu yang ia dapat di pendidikan tinggi membuat pola berpikirnya berbeda. Termasuk bisa mengantarkannya sukses berwirausaha.
Hayati juga bisa tetap menjadi guru bagi anaknya di rumah. Dengan bekal keilmuan dari bangku kuliah, ia bisa memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya.
“Saya tidak malu sarjana tak jadi pegawai. Setelah keluar dari sekolah, Alhamdulillah dikasih rizkinya lewat buka usaha. Perekonomian lebih berkembang,”katanya
Subroto memuji kegigihan Nurhayati dalam menggapai cita. Dari seorang pekerja pabrik hingga mampu membiayai diri kuliah sampai sarjana. Lalu ia berani mundur jadi guru honorer untuk berwirausaha.
Menurut dia, keberanian Hayati mengambil keputusan tidak banyak dipunyai orang, termasuk para guru honorer.
Ia yang juga beristri guru honorer mengatakan, kebanyakan guru wiyata hanya menggantungkan harapan jadi PNS di kemudian.
“Banyak yang hanya fokus jadi guru honorer. Gak punya sampingan. Hanya berharap diangkat PNS,”katanya
Bahkan, banyak yang bertahan selama puluhan tahun dengan gaji ratusan ribu. Ada yang sampai usia pensiun statusnya belum ada kejelasan.
Seperti halnya Hayati, harusnya guru honorer punya sampingan. Keterampilan usaha nyatanya bisa ditempa. Nurhayati membuktikannya. Dari buruh yang bergantung pada perintah atasan, kini jadi bos yang tak terbelenggu aturan.
“Dia buktikan bisa sukses tidak harus jadi PNS,”katanya. (aqy)
Baca juga: Angkat Potensi Lokal dan Bantu Peternak, Sukini Inovasi Bikin Ikan Asap Khas Banjarnegara