TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Sejumlah kasus kecelakaan fatal beberapa kali terjadi di ruas Jalan Tol Pemalang-Batang.
Terbaru, kecelakaan lalu lintas di ruas tol tersebut menimpa anggota DPR RI Alamudin Dimyati Rois atau Gus Alam.
Gus Alam meninggal dunia selepas lima hari dirawat di Rumah Sakit Budi Rahayu, Kota Pekalongan.
Baca juga: Maruf Amin, Cak Imin hingga Gus Yusuf Ikut Melayat ke Pemakaman Gus Alam Kendal
Sebelum menimpa tokoh kyai asal Kaliwungu Kendal itu, sejumlah tokoh publik dan jurnalis pernah pula mengalami kecelakaan di ruas Jalan Tol Pemalang-Batang.
Kasus kecelakaan tersebut di antaranya menimpa ayah Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Achmad Hermanto Dardak, meninggal dalam kecelakaan di Tol Pemalang-Batang, Jawa Tengah, Sabtu, 20 Agustus 2022 pagi.
Kecelakaan maut di Jalan Tol Pemalang menewaskan pula atlet bulu tangkis Indonesia, Syabda Perkasa Belawa, Senin 20 Maret 2023.
Berikutnya, kecelakaan menewaskan tiga orang kru TV One di KM 315 Jalan Tol Batang-Pemalang, pada Kamis 31 Oktober 2024.
Pengelola Jalan Tol Pemalang-Batang menyebut, kecelakaan di ruas jalan tol tersebut mayoritas terjadi karena kelalaian pengemudi.
"Kalau soal angka kecelakaan justru di ruas PBTR (Pemalang-Batang Toll Road) turun. Kondisi jalan juga baik. (Mayoritas) kecelakaan terjadi karena kurang antisipasi, mengantuk. Jadi sebenarnya bukan faktor jalan," jelas Manajer Teknik dan Operasi tol PBTR, Yulian Fundra Kurnianto saat dihubungi Tribun, Selasa (6/5/2025).
Yulian memaparkan, merujuk data angka kecelakaan yang terjadi di ruas tol Pemalang-Batang tahun 2023 ada sebanyak 26 kejadian kecelakaan dengan jumlah korban 75 orang.
Pada tahun 2024, ada 31 kejadian kecelakaan dengan korban 71 orang. Sementara pada tahun 2025, sejauh ini ada 20 kejadian kecelakaan dengan jumlah korban sebanyak 41 orang. "Ada penurunan angka kejadian," katanya.
Kendati begitu, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan kecelakaan di antaranya dengan memasang sejumlah rambu-rambu peringatan di ruas jalan tol yang memiliki panjang 39,2 kilometer itu.
Rambu-rambu tersebut seperti rumble strip atau "pita penggaduh", lampu flip flop, penerangan jalan dan rambu-rambu lainnya.
"Dibandingkan dengan ruas jalan tol lainnya, kami ruas jalan tol yang paling reflektif," ujarnya.
Yulian menilai, jumlah rambu-rambu keselamatan yang terus ditingkatkan harus diimbangi dengan kesadaran pengguna jalan tol.