"Saya yang menentukan lokasi, karena di situ kan alamat lahir kami juga, tahu lokasinya," kata R.
"Enggak ada niat sama sekali untuk membuang, enggak ada, memang untuk dikuburin dengan layak lah. Sebelumnya sudah ditolak (untuk menguburkan di TPU)," sambungnya.
Ragukan status bayi
Terkait dengan sang bayi, R mengurai pengakuan mengejutkan.
R mengaku ragu dengan status bayi yang dilahirkan adik kandungnya itu, apakah benar anaknya atau bukan.
"Saya rasa itu bukan dari bagian saya, bukan anak dari kami lah," kata R.
Ternyata R ragu bayi tersebut bukan darah dagingnya karena profesi sang adik.
Usut punya usut, NH atau adik R diduga adalah seorang pekerja seks komersial (PSK).
"Ya kan sebelumnya dia pun (adik) bekerja kayak gitu juga. Cuma tanpa sepengetahuan lahir lah bayi itu," pungkas R.
Pengakuan R yang ragu akan status bayinya itu pun dibenarkan oleh pihak kepolisian.
Kasatreskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Wijayanto menyebut penyidik masih menunggu hasil tes DNA bayi tersebut dengan R.
Hal itu guna mengecek apakah bayi yang tewas usai dilahirkan NH itu adalah benar hasil dari hubungan sedarah atau tidak.
"Kami menunggu dari hasil autopsi ataupun hasil DNA. Karena mohon maaf, si ibu tinggal di daerah barak, di daerah belawan dan daerah tersebut tempat lokalisasi," imbuh AKBP Bayu Wijayanto.
Polisi menduga NH berhubungan badan bukan cuma dengan kakak kandungnya saja.
"Kami duga masih banyak kemungkinan siapa bapaknya, sehingga kami tidak bisa menjelaskan apakah itu bapak dari kakak kandung atau bapak lainnya," ujar AKBP Bayu Wijayanto.
Bayi dititipkan ke driver ojol
Sebelumnya diwartakan, kisah kakak adik inses itu terbongkar setelah seorang driver ojol curhat soal titipan paket berisi mayat bayi.