Tahun ini, dia membawa pulang jeruk dan kue pasar yang sempat mengambang tak jauh dari bangkrak.
"Biar kebagian berkahnya, memang sudah kebiasaan anak-anak muda yang nyemplung buat dapat sesajinya," katanya.
Seusai berebut sesaji, para pemuda kembali ke perahu untuk nantinya lanjut ke dermaga dan melakukan aktivitas seperti biasa.
Sedekah laut di Tambaklorok Semarang bukan sekadar ritual tahunan.
Ini adalah cara kampung berbicara dengan langit, dengan laut.
Bagi Adi, Ridwan, dan ratusan lainnya, ini bukan hanya tentang sesaji, bukan pula soal kepala kerbau yang tak boleh disentuh.
Ini tentang merawat hubungan yang tak pernah bisa ditakar dengan logika: hubungan manusia dengan laut, dengan leluhur, dan dengan harapan yang tak putus-putus. (*)
Baca juga: Tel-U Purwokerto Gelar Pelatihan Robotika Edukatif Ramah Anak bagi Tenaga Pendidik Kinder Club
Baca juga: Dwi Rusharysti Jabat Plh Kepala Dinkes Karanganyar, Gantikan Tugas Purwati yang Terjerat Korupsi
Baca juga: Tips Dr Ridwan Dosen Telkom University Agar Peneliti Lolos Scopus: Ini Bekal Akademisi Masa Kini
Baca juga: IAIN Kudus Resmi Menjadi UIN Sunan Kudus, SK Diterima Besok Senin 26 Mei 2025 di Jakarta