TRIBUNJATENG.COM, PATI - Warga Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati hidup dalam bayang-bayang ancaman banjir rob selama lima tahun belakangan.
Setiap kali rob, puluhan hingga ratusan rumah warga kebanjiran.
Pada 2025, banjir rob melanda selama sekira sepekan sejak 19 Mei 2025.
Baca juga: 2 SMK Swasta di Pati Terima Jatah Program Pendidikan Gratis, Segini Jumlah Kuotanya
Baca juga: Tim Persiapan Pengadaan Tanah Pembangunan SUTT 150 kV Pati-Pati II/Trangkil di Kabupaten Pati
Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi mengatakan, siklus pasang-tinggi sebetulnya sudah terjadi sejak pertengahan Mei 2025.
Namun puncaknya pada Kamis (22/5/2025).
Penyebabnya, banjir dari pasang air laut diperparah dengan kiriman air hujan dari arah barat yang menambah debit air sungai di Desa Tunggulsari.
Banjir dari rob, air hujan, dan luapan sungai bercampur menjadi satu, sehingga ketinggian air di permukiman mencapai 60 sentimeter.
"Banjir tertinggi terjadi pada Kamis (22/5/2025) karena diperparah datangnya hujan, baik di desa maupun dari wilayah barat desa yang (luapan) air sungainya masuk ke Tunggulsari."
"Sehingga, air pasang itu menyatu dengan air hujan dan genangan banjir naik tinggi, tidak terbendung," terang dia kepada TribunJateng.com, Senin (26/5/2025).
Yudi menjelaskan, saat puncak rob, ratusan rumah tergenang banjir.
Semisal ada sekira 130 rumah di RT 01 hingga RT 04 RW 01 yang tergenang.
Tak hanya rumah, rob juga menggenangi sekira 100 hektare tambak ikan.
Adapun pada Senin (26/5/2025) pagi, banjir mulai surut.
Baca juga: Habiskan Anggaran Rp 362 Miliar, Berikut Daftar 81 Proyek Perbaikan Jalan dan Jembatan di Pati
"Pada pukul 10.20 ketinggiannya air sungai normal."
"Tidak sampai meluap ke jalan desa."