TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Terkuak curhat pegawai Ayam Goreng Widuran di Kota Solo yang baru saja mengumumkan menggunakan bahan nonhalal.
Hal tersebut diakui telah diketahui pegawainya yang bernama Nanang.
Rumah makan legendaris Ayam Goreng Widuran di Kota Solo mendadak menjadi sorotan publik atas ketidakjujurannya selama ini.
Baca juga: "Bukan Sorotan Utama" Alasan Ayam Goreng Widuran Tak Cantumkan Label Nonhalal Selama Puluhan Tahun
Seorang karyawan, Nanang, menyatakan bagian kremesan dari menu ayam goreng dibuat menggunakan bahan nonhalal, meskipun ia tidak merinci secara detail bahan tersebut.
"(Bahan nonhalal) kremesnya aja. (Kremesan) dibuat dari bahan nonhalal. Dari minyaknya (nonhalal)," ucapnya di Solo, Jawa Tengah, Senin (26/5/2025).
Namun ia menegaskan untuk menggoreng ayam, rumah makan tersebut menggunakan minyak kelapa merek Barco.
"Nak (kalau) minyak (menggoreng ayam) asli Barco," tambahnya.
Nanang tidak dapat menjelaskan secara pasti mengapa label nonhalal baru dipasang setelah menu tersebut ramai diperbincangkan publik.
“Dari pihak karyawan tidak bisa menjelaskan. (Setelah ramai) dari pihak sini di Instagram langsung membuat klarifikasi (label nonhalal),” kata dia.
Label nonhalal sendiri baru mulai dipasang beberapa hari terakhir.
Sebelumnya, tidak ada keterangan eksplisit yang mencantumkan bahwa menu ayam goreng kremes menggunakan bahan nonhalal, yang kemudian menimbulkan kekecewaan dari pelanggan, khususnya umat Islam.
Nanang menyebut meski banyak pelanggan berasal dari luar kota, mayoritas dari mereka adalah nonmuslim.
“Pelanggannya ada dari Surabaya, Jakarta, luar kota, luar pulau,” ungkapnya.
“Mayoritas sini bukan muslim. Nonmuslim (pelanggan),” lanjut Nanang.
Menu yang paling laris dipesan adalah ayam goreng kremes.