TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Jembatan penghubung antar desa sekaligus jembatan usaha tani di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus ambrol. Runtuhnya konstruksi jembatan yang berusia puluhan tahun sejak 1990-an tersebut dikarenakan tergerus air sungai dampak tingginya intensitas hujan sejak awal 2025.
Jembatan yang sebelumnya digunakan sebagai jalur alternatif dan mobilitas hasil panen masyarakat, ambrol pada Maret 2025.
Putusnya jembatan menjadi keprihatinan masyarakat, karena tidak bisa dijadikan lagi untuk mobilitas hasil pertanian.
Masyarakat pun membangun ulang jembatan darurat dengan menggunakan bambu yang dipancang dan ditata rapi sebagai alas jembatan.
Hanya saja, jembatan darurat dengan konstruksi bambu itu hanya bisa dilewati sepeda motor, tidak bisa diakses mobil atau truk untuk mengangkut hasil panen.
Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris didampingi Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Camat Dawe, dan perwakilan dari Pemerintah Desa Kandangmas mengecek langsung kondisi jembatan, Sabtu (31/5/2025).
Kata Sam'ani, ambrolnya jembatan tersebut karena pondasi bawah jembatan atau sediment trap tergerus air sungai mengakibatkan konstruksi jembatan ambrol.
Padahal keberadaan jembatan terletak di jalur alternatif penghubung antar dukuh di Desa Kandangmas seperti Dukuh Masin dan Sudo, juga penghubung Desa Kandangmas dengan Desa Cranggang hingga Tergo.
Sekaligus sebagai jalur usaha tani masyarakat sekitar, untuk mengangkut hasil pertanian seperti tebu, ketela, hingga laos.
"Ada laporan terkait kondisi jembatan ini, langsung kita sat-set ke lokasi. Ini sebagai jembatan di jalan alternatif dan sekaligus jalan usaha tani atau pertanian tebu dan ketela. Kita berkolaborasi dalam penanganan ini dari PUPR dan pemerintah desa setempat," terangnya di lokasi.
Menurut dia, jembatan darurat yang terbuat dari bambu kurang representatif dipertahankan karena menghambat akses mobilitas warga, termasuk berkaitan dengan pertanian.
Rencananya, lanjut Sam'ani, jembatan tersebut bakal dibangun ulang dengan konstruksi permanen sepanjang 10 meter dengan lebar 3,5 meter. Diperkirakan membutuhkan anggaran senilai Rp 1,5 - Rp 2 miliar dengan skema sharing APBD melalui Dinas PUPR dengan APBDes.
"Ini akan dibangun permanen. PUPR bantu gelagar, dan alat berat, dari desa membangun pondasi dan lantai jembatan," tuturnya.
Sama'ani memastikan bahwa fokus pembangunan nantinya dikhususkan pada konstruksi jembatan yang rusak. Sementara kondisi jalan di beberapa titik yang masih rusak akan dibenahi oleh TNI melalui program TMMD 2025. Dalam rangka menyiapkan jalan yang layak untuk mendukung program ketahanan pangan, seperti contoh ketela.
Sebagai kepala daerah, Sam'ani menegaskan bahwa setiap jalan dan jembatan merupakan akses yang penting. Di antaranya sebagai sirkulasi masyarakat dalam rangka peningkatan ekonomi, kegiatan sosial dan budaya masyarakat. Termasuk akses wisata religi dengan adanya Makam Raden Ayu Dewi Nawangsih di Dukuh Masin.