TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pukul tiga dini hari, Muhammad Yasin pria berusia 34 tahun itu sudah bersiap menantang gelapnya laut.
Perahu kecil bermesin ketinting miliknya melaju pelan menembus ombak di pesisir utara Semarang, menyusuri garis pantai untuk menjaring rezeki musiman dari tangkapan ikan, udang, cumi, atau rajungan yang mungkin tersangkut di jaring atau bubunya.
Sekitar pukul delapan pagi, Yasin telah kembali ke darat. Bukan untuk beristirahat, tetapi mengganti baju dan membuka pintu sebuah bengkel sederhana yang berdiri di pinggir perkampungan, tepatnya di Tanggulsari Nomor 4, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu.
Baca juga: Viral Pasutri Warga Cilacap Jalan Kaki ke Semarang, Ingin Ketemu Gubernur Karena di-PHK Pertamina
Di sanalah, bersama rekannya Nur Utomo, ia melanjutkan aktivitas sebagai mekanik mesin kapal.
Bengkel itu bernama Bengkel Edupraneur Pertamina Sahabat Nelayan, sebuah unit pemberdayaan masyarakat pesisir yang dibentuk melalui program CSR Pertamina.
Bengkel sederhana itu berdiri di tepi permukiman pesisir Mangunharjo.
Bangunan dengan dominasi warna putih dan garis merah dan biru itu, terdengar suara mesin dan percikan las menyimpan cerita tentang harapan dan perubahan hidup.
Awalnya, bengkel ini hanya berfokus melayani perbaikan mesin kapal dan layanan las. Seiring berjalannya waktu, layanannya diperluas hingga mencakup kendaraan darat.
“Dulu ini cuma bengkel untuk mesin perahu dan las. Sekarang kendaraan juga bisa,” ujar Muhammad Yasin, pengelola bengkel saat ditemui dibengkelnya, Kamis (7/8/2025).
Yasin yang juga masih aktif melaut setiap hari itu, mengatakan selama perharinya bengkel menerima dua hingga lima mesin kapal rusak dari para nelayan sekitar.
Bahkan sebagian dari mereka berasal dari wilayah lain seperti Kendal, dan nelayan Demak yang kebetulan melaut hingga wilayah Semarang.
Mereka datang membawa mesin yang mogok atau tak kunjung menyala baik saat di pagi hari, ataupun saat sedang melaut.
Beberapa perahu yang mogok mesin akan dibantu oleh nelayan sekitar untuk dibawa ke bengkel tersebut.
“Kalau sekarang misal ada kerusakan, kita bisa langsung tangani. Kadang kalau nelayan sini (Kecamatan Tugu) hari ini enggak ada uang, bisa diperbaiki dulu. Uangnya belakangan, setelah mereka punya,“ lanjut Yasin.
Bengkel ini bukan sekadar tempat servis. Ini adalah nadi baru yang memperkuat ekonomi pesisir.