Berita Karanganyar

65 Seniman Grafiti Internasional Dari 15 Negara Ramaikan Meeting of Styles 2025 di Karanganyar

Penulis: Agus Iswadi
Editor: raka f pujangga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GRAFITI TARAF INTERNASIONAL. Peserta asal Jakarta, Bernhard Suryaningrat (33) menyelesaikan karyanya dalam Meeting of Styles (MOS) di kawasan Pabrik PT Indaco wilayah Desa Pulosari Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar pada Minggu (1/6/2025) siang. 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Tangan Bernhard Suryaningrat (33) tampak lihai menyemprotkan cat di sebuah tembok untuk menyelesaikan hasil karyanya dalam event Meeting of Styles (MOS) di kawasan Pabrik PT Indaco wilayah Desa Pulosari Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah pada Minggu (1/6/2025) siang. 

Hardthirteen sapaannya merupakan satu dari 65 seniman grafiti yang meramaikan event bertaraf internasional yang digelar kali keempat itu.

Peserta asal Jakarta tersebut sudah kali kedua mengikuti event ini. 

Baca juga: Ini Tampang 2 Pemuda Karanganyar Pengedar Tembakau Sintesis, Bahan Cairan Dibeli dari Medsos

Dia memutuskan untuk mengikuti event kali ini karena peserta dalam MOS 2025 banyak seniman grafiti top.

Selain itu karena temannya dari New Zealand dan Australia juga turut meramaikan event kali ini. 

"Jadi sekalian kumpul, reuni, nggambar bareng," katanya kepada Tribunjateng.com, Minggu siang.  

Bernhard membuat grafiti portrait realism dalam event kali ini.

Gambar wajah yang dibuatnya tampak detail dilapisi perpaduan berbagai warna. 

Dia mencoba untuk menunjukan ciri khasnya sebagai seorang seniman grafiti. 

"Saya pengen coba menunjukan style saya ciri khas saya, karena kan yang bikin potrait di Indonesia sekarang semakin banyak, saya mau ngasih tahu saja style saya seperti ini. Jadi ketika kalian lihat gambar saya sudah bisa mengenali lah. Memang benar-benar pure free styling, pengen nggambar buat senang-senang," terang laki-laki yang telah menggeluti dunia grafiti selama 20 tahun itu. 

Dia berharap event kedepannya semakin seru dan banyak dari peserta luar negeri yang turut berpartisipasi.

Menurutnya MOS di Indonesia bisa dibilang menjadi salah satu patokan event terbesar di Asia karena tingginya antusias dari para peserta dari berbagai daerah. 

Di sisi lain MOS juga dapat menjadi wadah untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada para peserta luar negeri.

Misalkan dengan menghadirkan kegiatan tradisional seperti pentas wayang atau menggambar di perkampungan. 

Dia mencontohkan, mungkin dengan adanya pertunjukan kesenian bagi peserta lokal sudah biasa. 

Halaman
12

Berita Terkini