TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Siapakah sosok Devita Sari Anugraheni, mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini satu persatu terungkap.
Dia adalah gadis berkerudung yang nekat terjun ke Sungai Bengawan Solo dari Jembatan Jurug pada Selasa (1/7/2025) siang.
Aksinya tersebut pun sempat membuat geger warga yang tinggal maupun pengendara yang melintas di jembatan tersebut.
Baca juga: Begini Potret Detik-detik Jasad Devita Sari Mahasiswi UNS Ditemukan, 3 Kilometer dari Jembatan Jurug
Baca juga: Apa Itu Bipolar? Ditulis Devita Mahasiswi UNS di Surat Terakhir Sebelum Loncat dari Jembatan Jurug
Informasi terkait orang terjun ke sungai itu kemudian memperoleh respon cepat dari BPBD Kota Semarang.
Beberapa tim dikerahkan untuk mencari gadis tersebut.
Namun dikarenakan nihil hingga petang hari, pencarian dilanjutkan pada keesokan harinya.
Hingga akhirnya, Devita Sari Anugraheni (22) ini ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di aliran Sungai Bengawan Solo Dusun Dalon Sroyo RT 04 RW 04, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.
Saat ditemukan, posisi korban mengapung.
Awalnya ada laporan dari warga yang menyebut melihat benda mengapung.
“Sekira pukul 11.15 tampak ada benda mengapung."
"Tim BPBD Kota Surakarta dan Temanggung lantas mendekati benda mengapung tersebut."
"Ternyata itu adalah jasad dan setelah dicek, itu adalah Devita Sari,” ujar Suwartono, relawan RDMC.
Devita Sari sebelumnya adalah sosok perempuan berkerudung yang terjun ke Sungai Bengawan Solo dari Jembatan Jurug Kota Surakarta, Selasa (1/7/2025).
Jenazah Devita Sari ditemukan di sekitar Jembatan Ringroad atau berjarak sekira tiga kilometer dari Jembatan Jurug.
Humas Pos SAR Kota Surakarta, Yohan Tri Anggoro mengatakan, korban ditemukan sekira pukul 12.00, Rabu (2/7/2025).
Korban kemudian evakuasi dan dibawa ke RSUD dr Moewardi Surakarta.
"Dari rumah sakit, akan dibawa ke rumah duka di Kabupaten Temanggung," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara UNS, Agus Riwanto menyampaikan duka atas meninggalnya Devita Sari.
Dia mengatakan, pihak UNS akan membawa jenazah ke rumah duka.
"Setelah ditemukan kami akan membawa jenazah ke rumah duka di Temanggung."
"Mudah-mudahan lancar," kata Agus Riwanto.
Sebelumnya, pihak UNS membenarkan bahwa Devita Sari merupakan mahasiswi dari Prodi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sekolah Vokasi, semester 8 angkatan 2021.
UNS juga telah melakukan klarifikasi kepada pihak terkait informasi bahwa Devita Sari menjadi klien Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa UNS sejak Januari 2025.
Termasuk sudah direkomendasikan untuk ke psikiater dan mendapatkan pendampingan hingga sebelum peristiwa yang terjadi pada Selasa (1/7/2025) itu.
Terkait adanya temuan surat yang diduga ditulis tangan oleh Devita Sari, Agus Riwanto menjelaskan bahwa pada pokok surat tersebut menceritakan mengenai masalah yang dialami korban.
Seperti dengan menyebutkan nama Dr Sumardiyono yang merupakan dosen pembimbing akademik, dosen pembimbing pertama skripsi, dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sekolah Vokasi UNS.
Dr Sumardiyono selaku dosen pembimbing juga mendapatkan informasi kembali hasil pengakuan dari mahasiswi bersangkutan.
Bahwa, ada keinginan untuk melakukan percobaan mengakhiri hidupnya saat meminta tandatangan pengesahan seusai ujian skripsi.
Dari situ Sumardiyono mencoba menguatkan Devita Sari bahwa apa yang sudah dicapai hingga saat ini adalah sebuah prestasi membanggakan.
Devita Sari lantas berjanji berusaha membahagiakan keluarga, pembimbing, dan institusi UNS dengan melanjutkan hidup dan menghindari keinginan negatif tersebut.
Baca juga: Sosok Dr Sumardiyono Tertulis di Buku Devita Sari Mahasiswi UNS, Terkait Alasan Terjun ke Sungai?
Kerap Lakukan Percobaan Sejak 2023
Devita Sari ternyata sering melakukan percobaan untuk mengakhiri hidupnya.
Fakta lain juga menyebutkan jika Devita Sari kerap melakukan aksi percobaan mengakhiri hidupnya sejak 2023 dengan berbagai tindakan.
“Mahasiswi tersebut memberikan informasi kepada Subdirektorat Layanan Konseling Mahasiswa dan Kepala Program Studi D4 K3."
"Devita ini mempunyai masalah kejiwaan dan riwayat percobaan sejak 2023 sampai 2025."
"Dengan berbagai cara seperti overdosis obat dan menggunakan peralatan tajam, bahkan pernah menjadi pasien rumah sakit jiwa," terang Agus Riwanto, Sekretaris UNS.
Bahkan aksi Devita Sari itu diketahui oleh Dr Sumardiyono yang merupakan dosen pembimbingnya.
Agus Riwanto mendapat laporan dari Sumardiyono yang melihat sayatan di tangan Devita Sari.
“Jadi saat bimbingan skripsi, Devita Sari memperlihatkan sayatan di tangan dan mengaku ingin akhiri hidup,” ujar Agus Riwanto.
Agus mengatakan, Sumardiyono dan Kaprodi mengetahui kondisi kejiwaan mahasiswi asal Temanggung ini.
Pihak universitas pun telah memberikan rekomendasi kemudahan dalam proses penyusunan skripsi.
Agus Riwanto menyampaikan, surat resmi kepada pihak keluarga ini berisi agar mahasiswi tersebut istirahat selama 3 bulan.
"Namun mahasiswi tersebut memberikan respon penolakan dengan alasan tidak ingin dikasihani," ungkapnya.
Agus mengatakan, sebelum kejadian memilukan tersebut, Devita Sari Anugraeni sebenarnya hanya tinggal menunggu jadwal wisuda.
Devita Sari sudah menyelesaikan sidang skripsi dan mengurus administrasi wisuda.
Bahkan Devita Sari merupakan penerima beasiswa KIP K (Kartu Indonesia Pintar Kuliah) dan di akhir studi ini mendapatkan IPK 3.8.
"Ini artinya, kasus yang dialami oleh mahasiswi UNS tersebut tidak terkait dengan proses belajar mengajar di Prodi D4 K3 Sekolah Vokasi UNS."
"Dugaan kami ini terkait dengan kondisi gangguan kejiwaan dari mahasiswi bersangkutan," kata Agus Riwanto.
Di sisi lain, Devita Sari sempat melakukan sesi konseling melalui WhatsApp sebelum memutuskan untuk terjun ke Sungai Bengawan Solo dari Jembatan Jurug pada Selasa (1/7/2025).
Disebutkan pihak kampus, mahasiswi tersebut telah rutin melakukan konseling.
Agus menyebut, Devita sudah direkomendasikan untuk ke psikiater dan mendapatkan pendampingan.
“Mahasiswi ini sudah rutin melakukan konseling, bahkan pukul 11.00 sebelum kejadian, dia masih WhatsApp untuk konseling,” ujar Agus Riwanto.
Baca juga: "Aku Pergi Ya" Tulisan Tangan di Buku Catatan Mahasiswi UNS yang Loncat ke Sungai Bengawan Solo
Temuan Tulisan Tangan Devita Sari
Perempuan berkerudung yang terjun ke Sungai Bengawan Solo dari Jembatan Jurug Kota Surakarta diketahui meninggalkan sebuah catatan kecil di buku dalam tasnya.
Tas tersebut ditemukan petugas yang tergeletak di sepeda motor Honda Beat warna merah-putih bernopil AA 3757 CY.
Diketahui, perempuan itu bernama Devita Sari Anugraheni, mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS).
Dia mahasiswi semester 8 Diploma IV Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sekolah Vokasi UNS.
Devita Sari merupakan mahasiswi angkatan 2021 atau saat ini berusia 22 tahun.
Mahasiswi ini berasal dari Kabupaten Temanggung.
Di motor itu terdapat tas hitam berisi handphone dan buku catatan kecil.
Pada buku tersebut, terdapat tulisan tangan yang diduga merupakan pesan Devita sebelum memutuskan untuk loncat ke sungai.
Berikut ini isi tulisan tangan Devita dalam buku catatan kecilnya itu.
“Aku pergi ya."
"Jangan salahkan keluarga atau tempat instansi aku kuliah."
"Aku hanya bermasalah dengan diriku sendiri."
"Terkadang, aku bukan diriku."
"Aku capek."
"Maaf untuk Bapak Dr. Sumardiyono, S.Km karena telah menghianati dan berjanji untuk bertahan."
"Tak masalah semua orang bilang yang lain bipolar juga bisa, aku nggak."
"Aku capek, Bu."
"Maaf aku tak sekuat ibu.”
Baca juga: Dosen UNS Solo Sumardiyono Kaget Lihat Tangan Devita Sari Banyak Sayatan Saat Bimbingan Skripsi
Baca juga: UNS Solo Terima 2.388 Calon Mahasiswa Baru Jalur SNBP
Kesaksian Driver Ojol
Haryadi, seorang driver ojek online yang sedang berada di sekitar lokasi mengutarakan, sempat melihat seorang perempuan itu sebelum akhirnya loncat dari Jembatan Jurug.
"Saya sedang bawa customer dari Palur."
"Di tengah jembatan sekira 5 meter di depan saya, perempuan itu sudah berdiri di tuas jembatan."
"Sepertinya dia mau ancang-ancang melompat," ungkap Haryadi kepada Tribunjateng.com, Senin (1/7/2025).
Di saat itulah, Haryadi sempat meneriaki perempuan tersebut sebelum loncat dari jembatan.
Namun sepertinya teriakan itu diabaikan sehingga perempuan tersebut terjun ke sungai.
Setelah menghentikan laju motor, Haryadi lantas mengecek ke bawah jembatan, Sungai Bengawan Solo, namun perempuan itu sudah tidak terlihat.
"Di sekitar lokasi ada sepeda motor terparkir di tepian jembatan."
"Kemungkinan itu motor yang dikendarai perempuan itu."
"Dia saat itu mengenakan pakaian warna pink, berkerudung, dan masih muda," terangnya.
Sesaat itulah, Jembatan Jurug tersebut ramai didatangi warga dan sempat mengakibatkan kemacetan.
Tak lama pula, relawan BPBD Kota Surakarta dibantu warga setempat melakukan pencarian. (*)
Baca juga: Kisah Setengah Abad Karmilah Jual Serabi Ngampin Ambarawa, Seporsi Cuma Rp7 Ribu
Baca juga: Pemkab Karanganyar Salurkan BLT DBHCHT Tahap II, Rp600 Ribu Kepada 1.871 Karyawan Pabrik Rokok
Baca juga: BREAKING NEWS: Awas Tumpahan Oli di Bawen Semarang, Tak Sedikit Pengendara Motor Terjatuh
Baca juga: KPID Jateng Gandeng Pemkot Tegal, Sama-sama Ingin Sukseskan Program Stratifikasi Lembaga Penyiaran