Tiap kali hujan turun, air rob naik, membawa serta sampah ke dalam rumah.
“Kalau malam nyamuknya banyak banget. Siang begini baunya nyegrak,” keluhnya.
Ia berharap kolam tersebut segera diuruk dan dijadikan bangunan yang bermanfaat.
“Mau dibangun sekolah ya monggo, puskesmas juga boleh. Yang penting jangan dibiarkan jadi tempat buang sampah lagi,” ujarnya.
Lurah Sony pun sepakat. Ia mengatakan pihak kelurahan telah berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk pemanfaatan tambak mangkrak itu menjadi fasilitas umum.
Baca juga: Oalah Ini Tho, Biang Kerok Munculnya Pulau Sampah di Tambaklorok Semarang: Diawali Kebiasaan Warga
Soal dijadikan sekolah atau puskesmas, Sony masih belum bisa memastikan hal tersebut karena membutuhkan anggaran yang besar.
“Kami sudah komunikasi. Tapi ya itu, dari sisi anggaran memang belum memungkinkan. Tapi akan terus kami kaji dan dorong agar bisa terwujud,” jelasnya.
Di sisi lain, edukasi dan pemberdayaan masyarakat tetap digalakkan. Saat ini, program dana Rp25 juta per RT dari Wali Kota Semarang disebut bisa dimanfaatkan warga untuk musyawarah mencari solusi terkait sampah dan kebersihan lingkungan. (Rad)