Berita Karanganyar

Pengusaha Konveksi di Karanganyar Kewalahan Penuhi Permintaan Bendera One Piece

Penulis: Agus Iswadi
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MEMOTONG KAIN - Pekerja memotong selembar kain bergambar Jolly Roger di sebuah tempat konveksi wilayah Kabupaten Karanganyar, Selasa (5/8/2025) siang.

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Pengusaha konveksi di wilayah Kabupaten Karanganyar, Agus (35) kewalahan memenuhi permintaan bendera Jolly Roger dari para konsumen.

Belakangan, bendera yang ada dalam anime bajak laut One Piece itu diminati masyarakat.

Di sisi lain, munculnya bendera itu bertepatan dengan momen Hari Kemerdekaan ke-80 RI turut menjadi perbincangan sejumlah pihak.

Di tengah polemik mengenai bendera itu, pengusaha konversi banjir pesanan bendera bergambar Jolly Roger dengan berbagai ukuran.  

Bahkan seorang pengusaha, Agus hingga kewalahan memenuhi permintaan dari para konsumen yang memesan melalui marketplace, media sosial maupun offline.

Di salah satu tempat konveksi lantai dua yang ada Kabupaten Karanganyar, tampak pekerja sibuk mengerjakan berbagai pesanan mulai dari bendera Jolly Roger maupun jersey.

Di lantai dua, seorang pekerja terlihat menyelesaikan desain untuk bendera Jolly Roger.

Setelah desain itu selesai, pekerja itu lantas mencetaknya di sebuah kertas untuk selanjutnya gambar itu dipindahkan ke selembar kain menggunakan mesin heat press.

Agus menyampaikan, mulai menerima pesanan bendera Jolly Roger dari konsumen pada akhir Juli 2025 hingga puncaknya pada awal Agustus 2025.

Semula pihaknya hanya membuat desain bendera One Piece hanya untuk promosi semata sebelum ramai diperbincangkan sejumlah pihak.

"Awal-awal itu orang-orang yang pesan cuma satu, dua (bendera). Pas tanggal 1 (Agustus 2025) mulai banyak.

1 orang bisa ngambil 5, 10 (bendera)," katanya kepada Tribunjateng.com di sela proses printing, Selasa (5/8/2025).

Seiring banyaknya permintaan dari konsumen, terang Agus, pihaknya hingga kewalahan melayani permintaan konsumen yang melakukan pemesanan lewat marketplace.

Bahkan dia juga terpaksa menolak pesanan dari sejumlah konsumen.

"Puncaknya sehari itu bisa 100 sampai 200-an (bendera) untuk di market place saja ya, belum yang di offline dan sosial media," terangnya.

Halaman
12

Berita Terkini